Pemkab Imbau Petani Ketapang Ikut Asuransi Jasindo

Pertanggunggannya Rp 6 juta untuk 1 hektare, Rp 12 juta jika 2 hektar dan seterusnya

Penulis: Subandi | Editor: Jamadin
ISTIMEWA
Asuransi Jasindo 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Subandi

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KETAPANG  – Pemkab Ketapang mengimbau petani melalui kelompok taninya ikut Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo). Tujuannya untuk mengantisipasi jika lahan pertaniannya terkena wabah hingga gagal panen.

“Sangat rugi jika petani tidak mengikuti asuransi ini,” kata Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtkultura Dinas Pertanian Peternakan dan Perkebunan Ketapang, Humaidi, Minggu (22/1).

Ia menjelaskan Asuransi Jasindo sangat penting untuk menjawab kegagalan pada usaha tani. Misalnya karena terkena kebanjiran, kekeringan dan hama penyakit. “Ketika gagal panen maka asuransi ini menjadi begitu penting bagi petani,” ucapnya.

Menurutnya yang ikut asuransi ini hanya membayar Rp 136.000 untuk mengkaper 1 hektar lahan pertaniannya. Jika petani ikut asuransi untuk 2 hektar lahannya. Maka membayar kelipatannya menjadi Rp 272.000 dan seterusnya.

“Jadi dampaknya besar, hanya membayar Rp 136.000  1 hektare lahan petani ditanggung mendapat jaminan jika terkana wabah dan gagal panen. Pertanggunggannya Rp 6 juta untuk 1 hektare, Rp 12 juta jika 2 hektar dan seterusnya,” paparnya.

Pendaftaran cukup mudah hanya melalui PPL kelompok tani yang mau mengajukan asuransi saja. Pendaftaran dilakukan tiap awal hendak melakukan penanaman. Kemudian pada usia tanam sekitar dua pekan akan dicek oleh pihak asuransi.

“Pengecekan untuk membuktikan kebenaran pengajuan asuransi oleh petani tersebut. Di antaranya mengani lokasi dan kelompok taninya apa benar atau tidak,” jelasnya.

Hanya Asuransi Jasindo ini sifatnya sama seperti asuransi lainnya. Sehingga jika petani tidak mengalami wabah atau gagal panen. Maka uang asuransinya tidak dikembalikan. “Tapi kan artinya pertanian itu juga sukses atau berhasil,” tuturnya.

Humaidi menambahkan hingga saat ini baru berapa orang kelopok tani yang mempertanyakan tentang asuransi ini. Artinya informasi asuransi ini sudah sampai tapi diakuinya mungkin belum secara keseluruhan kelompok tani.

Ia mengakui memang pihaknya belum bergerak langsung ke lompok tani. Ia berharap petugas penyuluh lapangan (PPL) Pertanian langsung menyampaikan kepada petani juga. Menurutnya PPL memang dituntut proaktif menyampaikannya.

“Kita sangat berharap selain kita sudah sosialiasi ditingkat kabupaten harusnya sampai ke kelompok tani tentang asuransi ini. Kita berharap juga melalui media informasi asuransi ini juga bisa sampai ke kelompok tani,” harapnya. 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved