Petani Sintang Bersyukur Harga Cabai Rawit Naik

Harapan kita sebagai petani, ya harga cabe tinggi terus. Cuma pembeli tentu di satu sisi terbebani dengan harga cabai mahal.

Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Rizky Zulham
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/RIZKY PRABOWO RAHINO
Petani cabai rawit di Desa Jerora Satu Kecamatan Sintang, Jamel saat diwawancarai Tribun Pontianak, Minggu (8/1/2017) siang. 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Rizky Prabowo Rahino

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG –  Kendati penjual dan masyarakat mengeluhkan kenaikan harga cabai rawit Rp 120 ribu per Kilogram (Kg) beberapa hari terakhir. Beberapa petani menyambut baik kenaikan harga cabai.

“Harga sekarang boleh dikatakan lumayan, harga cabe tinggi,” ungkap satu diantara petani cabai rawit di Desa Jerora Satu Kecamatan Sintang, Jamel kepada Tribun Pontianak, Minggu (8/1/2017) siang.

Sebelumnya, Jamel jual cabe rawit ke pedagang pasar Rp 50 ribu per Kg, kini harga jual berkisar Rp 75 ribu per Kg.

“Harapan kita sebagai petani, ya harga cabe tinggi terus. Cuma pembeli tentu di satu sisi terbebani dengan harga cabai mahal,” terangnya.

Jamel menambahkan harapannya bukan tanpa dasar. Sebab, tanaman cabe perlu perawatan ekstra dan biaya tinggi. Untuk fungisida (pembasmi jamur) merk Bion M 1/48 WP 500 gram seharga Rp 190 ribu. Selain itu, diperlukan fungisida Amistartop 325 SC.

Baca: Bikin Geleng Kepala, Harga Cabai Kalahkan Daging Sapi

“Untuk tanah perlu pupuk kandang organik, kemudian pupuk NPK Mutiara. Kalau pupuk sifatnya beli perkilo, saya tabur sedikit-sedikit saja lah karena kurang modal. Pupuk kandang organik tiga bulan skali lihat kondisi cabai. Kalau kurang pupuk saya tambah NPK,” jelasnya.

Selama ini penanaman tidak ada kendala. Hanya ketika sudah masuk masa buah cabai rentan kena penyakit, terlebih musim hujan banyak kena jamur. Hasil panen juga menyusut.

“Musim hujan jelas pengaruh. Banyak buah tidak bisa dijual karena koreng. Ada itam-itam seperti itu. Penyakit ini menular, ini harus dibuang atau disemprot Amistrartop dosis tinggi,” katanya.

Di musim hujan, penyemprotan fungisida dilakukan minimal seminggu sekali. Jika tidak musim hujan dilakukan minimal 15-20 hari sekali.

“Karena musim hujan obat itu luntur kena air, obat tidak berfungsi,” tandasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved