Harga Cabai Rawit di Ketapang Melonjak

Kenaikan ini dipicu distribusi yang mandet akibat cuaca yang kurang bersahabat dikarenakan cabai dan sembako lainnya di pasok dari Pontianak.

Penulis: Muhammad Fauzi | Editor: Rizky Zulham
NET
Ilustrasi cabai rawit 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Muhammad Fauzi

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KAYONG UTARA – Harga Cabai Rawit melonjak naik di akhir tahun 2016, yang dulunya Rp 80.000 per-Kilo sekarang naik menjadi Rp 120.000 per kilo.

Kenaikan ini dipicu distribusi yang mandet akibat cuaca yang kurang bersahabat dikarenakan cabai dan sembako lainnya di pasok dari Pontianak.

Nia satu di antara pedagang di Pasar Daerah Sukadana mengatakan, cuaca hujan yang sering terjadi beberapa bulan terakhir juga menyebabkan banyak pohon cabai petani yang mati, sehingga banyak petani cabai yang gagal panen.

“harga cabe memang tinggi saat ini soalnya selain dikarenakan penyuplai sembako yang didatangkan dari pontianak bahkan jawa terhambat, juga cabe punya petani lokal banyak yang mati akibat diguyur hujan,” terang Nia saat ditemui di Pasar Daerah Sukadana (30/12/2016).

Harga cabai yang mengalami kenaikan cukup signifikan inipun berdampak pada daya beli masyarakat yang menurun terhadap komoditas caba, sehingga dari pantauan dilapangan banyak cabai yang mulai membusuk.

“Banyak cabai saya yang sudah mulai membusuk akibat pembeli enggan membeli karena dinilai harganya terlampau tinggi,” terangnya.

Baca: TNI Kawal Perayaan Malam Tahun Baru di Ketapang

Nia pun berharap agar kedepannya ada solusi dari pemerintah agar pedagang tidak selalu merugi ketika mengalami pasokan sembako terhambat.

“saya harap pemerintah lebih pedulilah kepada kami kedepannya, terkait ketersediaan sembako yang didapat dari Pontianak dan Pulau Jawa.” harapnya

Berdasarkan pantauan dilapangan, Kenaikan ini pun diikuti dengan kenaikan bahan sembako lainnya seperti kol yang biasa dijual Rp 18.000 per-kilo menjadi Rp 30.000 per-kilo, telur yang biasanya Rp 1.500 saat ini dipasaran mencapai Rp 2.000 perbutir, wortel yang biasa dijual Rp 18.000 per-kilo menjadi Rp 25.000 Per-kilo.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved