Pemkab Sanggau Dapat Bantuan Alsintan
hal itu merupakan potensi market (pasar) yang besar bagi para petani. Meskipun, Jeno mengakui untuk mengambil pasar itu tidak semudah yang dibayangkan
Penulis: Hendri Chornelius | Editor: Rizky Zulham
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Hendri Chornelius
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SANGGAU - Pemerintah pusat (Pempus) Melalui Anggota DPR RI Dapil Kalbar Ir Michael Jeno memberikan bantuan alat dan mesin pertanian (Alsintan) berupa delapan handtraktor roda dua dan satu roda empat, enam pompa air dan bantuan toko tani senilai Rp200 juta, penyerahan yang dilakukan kepada perwakilan kelompok tani, berlangsung di aula kantor Bupati Sanggau, Rabu (9/11/2016).
Jeno mengatakan, bantuan tersebut sejatinya sebagai stimulus dari pemerintah pusat mewujudkan kedaulatan pangan. Untuk itu ia meminta batuan yang telah diberikan dapat dimanfaatkan dengan baik.
“Itu yang saya bilang tadi. Ini kan program kan untuk kedaulatan pangan. Tentu ada target-target pangan, beras dan jagung. Jagung saja kita ambil contoh, kita impor jagung 2,3 juta ton per tahun. Bayangkan. Itu merupakan potensi luar biasa,” katanya.
Lanjutnya, hal itu merupakan potensi market (pasar) yang besar bagi para petani. Meskipun, Jeno mengakui untuk mengambil pasar itu tidak semudah yang dibayangkan.
“Pasti akan kita buat bagaiman proses produksinya, distribusinya dan sebagainya. Yang jelas target itu tetap ada kalau kita berikan bantuan,” ungkapnya.
Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan (Distanakan) Kabupaten Sanggau, John Hendri mengapreseasi bantuan tersebut. Namun jumlah tersebut masih belum mencukupi mengingat banyaknya jumlah kelompok tani dan luasnya lahan garapan.
“Kalau kita lihat dengan jumlah kelompok tani dan luas lahan jumlah yang ada ini baru sepertiga. Artinya masih membutuhkan Alsintan itu,” katanya.
Lebih lanjut Hendri menjelaskan, Alsintan terdiri dari dua jenis yaitu Alsintan pengolahan dan Alsintan pasca panen.
“Sekarang ini kan diberikan ini pada saat pengolahan. Kita butuh juga Alsintan pasca panen, seperti perontok padi. Yang kita punya saat ini ada sekitar 120 unit. Idealnya kita masih membutuhkan seribu unit lebih. Karena sekarang ini kan kelompok tani terus tumbuh. Jumlah kelompok tani sekitar 1030,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan, antara bantuan pemerintah pusat dan pemeritah daerah berbeda dari segi jenis dan sifatnya. Bantuan pemerintah pusat diberikan jika tidak terakomodir di APBD.
“Contoh, mesin perontok dan penggiling padi, karena kita tahu itu dari pemerintah pusat tak ada. Tapi dari pemerintah daerah juga terbatas. Paling-paling kita bisa terbeli enam atau tujuh unit pertahun,” terangnya.
Untuk itu, Hendri berharap dengan adanya bantuan Alsintan itu dapat memacu produktivitas petani. Termasuk ke depan diharapkan pemasaran hasil-hasil pertanian kepada pihak lain.
“Mereka kita pacu untuk tanam, dari sekali menjadi dua kali. Kemudian setelah itu, bagaimana mereka juga melakukan pemasaran atau pengolahan hasil yang betul-betul bisa langsung dipasarkan ke pihak lain. Artinya pengolahan tanah sudah oke, begitu mereka sudah tanam, upayakan tanam berikutnya yang sekali jadi dua kali. Kalau alatnya berupa hantraktor dan sebagainya. Demikian pula dengan alat pasca panen,” pungkasnya.