Citizen Reporter
Penulis Puisi Film AADC Berbagi Pengalaman dengan Warga Pontianak di Rumah Radakng
Dalam berkiprah sebagai penulis, Aan mengaku banyak dipengaruhi oleh nasihat sang Ibu.Ibunya memberikan banyak pelajaran tentang dunia sastra.
Penulis: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano | Editor: Mirna Tribun
Citizen Reporter I Beni Sulastyo, Panitia
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Penyair asal Makassar, Sulawesi Selatan, yang terkenal lewat puisi-puisinya dalam film Ada Apa dengan Cinta (AADC), hadir di Pontianak untuk memeriahkan Kalbar Book Fair (KBF) 2016 di Rumah Radakng, Jumat sore (28/10/2016).
Pria yang memiliki nama lengkap, Martan Aan Mansyur berasal dari Bone, Sulawesi Selatan. Ia lahir pada 14 Januari 1982.
Baca: Hakim Cantik Vica Natalia Curhat Lewat Puisi
Selain menulis puisi, dia menulis cerpen.
Dalam berkiprah sebagai penulis, Aan mengaku banyak dipengaruhi oleh nasihat sang Ibu.
Ibunya memberikan banyak pelajaran tentang dunia sastra.
Terutama pada makna filosofi suatu karya sastra. Misalnya saja, tentang kata yang bisa dibentuk dan memiliki makna filosofis.
Tak heran bila, menulis merupakan pekerjaan yang paling berat yang dialaminya.
Karena itu, dia harus berpikir hingga paling dalam, ketika mencipta suatu karya.
Apalagi dengan puisi. Menurutnya puisi bukan seni merangkai kata-kata indah tapi seni berpikir, sehingga tidak segampang yang dibayangkan.
“Puisi punya karakter khusus dalam bidang sastra. Kita harus memahami gaya bahasa sehingga butuh skill,” katanya.
Seorang penyair atau penulis puisi harus mampu memikirkan sesuatu yang tidak disebut dan mengetahui apa yang tidak dimilikinya, juga mengetahui apa yang seharusnya tidak dikatakan.
Itulah mengapa, menurutnya puisi memiliki kekhasan jika dibandingkan dengan karya kesusasteraan lain, semisal prosa atau cerpen.
“Puisi itu simpel tapi komperehensif. Menulis pendek tapi banyak yang harus dikatakan,” ujarnya.