Pekerja Karet Tewas Kesetrum
BREAKING NEWS: Fathur Rozi Sempat Menolak Ikut Beli Karet ke Kuala Mandor B
Sebelum berangkat dia sempat menolak untuk pergi, tapi saya jelaskan kalau pamannya (Niwar) tidak mempunyai orang lagi untuk pergi membeli getah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Raut wajah kesedihan tampak jelas di wajah, Marhatab (57), yang anaknya meninggal karena kesetrum listrik saat bekerja.
Marhatab, merupakan orangtua dari Fathur Rozi yang menjadi satu dari tiga korban meninggal.
Ketika ditemui dirumah, Marhatab tetap terlihat tegar dan menyebutkan kalau kejadian tersebut memang sudah merupakan garisan takdir yang tidak bisa dihindari setiap mahkluk.
Ditambahkan Marhatab, jika sebelum berangkat, Fathur Rozi sempat menolak untuk ikut bersama pamannya membeli karet di daerah Kuala Mandor B tersebut.
BACA JUGA: Listrik yang Tewaskan Tiga Pekerja Berasal dari Kabel Tegangan Tinggi Milik Negara
"Sebelum berangkat dia sempat menolak untuk pergi, tapi saya jelaskan kalau pamannya (Niwar) tidak mempunyai orang lagi untuk pergi membeli getah," ucapnya, di Jl Mega Timur, Gang Wartawan, Pontianak Utara, Kamis (21/7/2016).
Mendengar nasihat dari orangtuanya itu, lantas Fathur Rozi juga ikut bersama pamannya untuk membeli karet, dan berangkat sekitar jam 07.00 WIB pagi dengan menggunakan motor air. Fathur Rozi juga sudah bekerja sekitar satu tahun dengan pamannya.
Sebelumnya diberitakan, tiga pekerja karet tewas tersengat aliran listrik saat menghanyutkan karet melalui aliran anak sungai dari laut ke darat, di Dusun Panepat Desa Kuala Mandor A Kecamatan Kuala Mandor B, Kamis (21/7) sekitar pukul 06.00 pagi.
Dua korban merupakan kakak beradik, Suryadi alias Adi (24) adiknya Iskandar (22) dan Fathur Rozi (15) merupakan pekerja yang membantu. Dalam kejadian itu, ketiganya tersengat aliran listrik ketika sampai di TKP tempat perendaman karet.
BACA JUGA: Tiga Pekerja Tewas Kesetrum di Tempat Perendaman Karet