Liputan Khusus

Sutarmidji Sandingkan Pokemon Go, Kuntilanak dan Monster Hantu Laut

Midji mengaku membatasi waktu bermain anaknya, lantaran masih harus menyelesaikan tugas akhir pendidikan yang ditekuninya.

Editor: Marlen Sitinjak
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ANESH VIDUKA
Wali Kota Pontianak, Sutarmidji 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Demam Pokemon Go di Pontianak memantik perhatian dari kalangan orangtua dan tenaga didik. Sebagai orangtua, Wali Kota Pontianak, Sutarmidji, mengaku satu dari tiga anaknya tertarik Pokemon Go.

"Kalau anak saya, cuma satu saja yang tertarik. Alhamdulillah, sekarang sudah mulai kendor karena dia takut dengan monster yang mirip mahluk menakutkan. Bayangkan kalau kita simpan Kuntilanak, kalau monster Ikan Tapah tak masalah. Udah itu, kita buat monster Hantu Laut," kata Midji melalui akun WhatsApp-nya.

Midji mengaku membatasi waktu bermain anaknya, lantaran masih harus menyelesaikan tugas akhir pendidikan yang ditekuninya.

"Anak saya masih harus nyelesaikan beberapa tugas pendidikannya. Setelah itu boleh. Cuma, gampang gak buat dia kendor, kita doakan dia mimpi ketemu monster yang dia cari biar kapok, ha ha ha," ujar Midji.

BACA: Ini Dia Sosok di Balik Booming Pokemon Go

Tidak hanya kalangan orangtua, kalangan pendidik juga dibikin khawatir dengan kehadiran Pokemon Go. Satu di antara Siti Maryam. Ia mengaku sangat khawatir terhadap game ini ke depannya.

Meski baru hitungan hari, game yang diproduksi Niantic ini disebut-sebut telah membuat perubahan perilaku pada anak.

Heny Dwi Susilowati (52) mengatakan sang anak, Irfan Racmansyah (15), sudah mulai memainkan game ini sejak kemarin.

Meski belum ada tanda-tanda efek negatif dari Pokemon Go, tetapi ia merasa harus membatasi sang anak agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

BACA: Tips Aman dan Nyaman Bermain Pokemon Go

"Saya kurang paham kalau urusan main seperti ini. Tapi saya lihat berita, katanya ada sampai nabrak ketika di jalan. Ada yang masuk semak gara-gara mencari monster. Kan itu sudah tidak benar. Permainan kan untuk hiburan. Kalau sudah sampai segitunya ya harus dihentikan," kata Dwi kepada Tribun, Jumat (15/7).

Efek lain yang dikhawatirkan adalah jika sang anak sampai kecanduan game, maka akan semakin membuatnya lupa belajar, meski saat ini masih dalam masa liburan. Untuk itu, ia selalu membatasi penggunaan handphone untuk anaknya.

BACA: Pokemon Go Luar Biasa! Waspadai Hal Fatal Ini

Bukan hanya untuk game, tetapi juga untuk hal lain. "Sebenarnya handphone itu bagus untuk mendapatkan informasi karena ada internet ya. Lalu juga untuk alat komunikasi. Tapi kalau sampai terjadi hal yang tidak diinginkan, ya takut juga kita sebagai orangtua. Kita mungkin sulit menghentikan perkembangan game ini. Tapi kita bisa jaga anak kita dari pengaruh buruknya," papar Dwi.

Orangtua lainnya, Farida (37), melarang anaknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) bermain game ini lantaran selalu berjalan ke luar rumah sendirian tanpa pengawasan.

"Kalau dekat dan masih dalam lingkungan sih tidak terlalu gimana. Yang saya takutkan ketika ada Pokemon yang berada di tempat yang jauh. Otomatis dia merasa penasaran dan mengejar lokasi yang ditunjuk," kata ibu tiga anak ini.

(Berita Selengkapnya, di Koran Tribun Pontianak Edisi, Sabtu 16 Juli dan Minggu 17 Juli 2016)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved