Imbas Positif Operasi Pasar Menurut Kepala Disperindagkop UKM Pontianak
Menurutnya, meski daya beli masyarakat sedang rendah, dengan adanya operasi pasar, mereka tetap bisa membeli aneka kebutuhannya
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Meski tak seketika menghentikan laju inflasi, operasi pasar yang digelar pada Ramadan dan jelang lebaran dinilai berimbas positif bagi masyarakat. Masyarakat terbantu dalam membeli aneka kebutuhan lewat operasi pasar.
“Masyarakat tentu sangat terbantu dengan operasi pasar,” ujar Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop UKM) Kota Pontianak, Haryadi S Triwibowo, saat dijumpai di kantornya, Senin (11/07/2016) siang.
Menurutnya, meski daya beli masyarakat sedang rendah, dengan adanya operasi pasar, mereka tetap bisa membeli aneka kebutuhannya. “Seperti gula pasir misalnya. Saat harganya naik jadi kisaran Rp 17 ribu per kilogramnya, dengan operasi pasar masyarakat bisa menikmati harga yang lebih rendah, sekitar Rp 13 ribuan saja,” nilainya.
Kebijakan operasi pasar, menurutnya juga cukup efektif menekan harga. Banyaknya komoditas yang disebar di pasaran dengan harga lebih rendah dari harga pasaran, menurutnya, memaksa para spekulan ikut menurunkan harga jual.
Hasilnya, meski harga banyak komoditas rata-rata alami peningkatan harga, namun tetap dalam ambang kewajaran. “Para spekulan kan akhirnya juga tidak bisa menaikkan harga seenaknya saja,” tuturnya.
Pada Ramadan dan jelang lebaran 2016 ini, ia menyebut, pihaknya bekerja sama dengan beberapa lembaga, khususnya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PT PPI) menggelar operasi pasar.
Langkah ini menurutnya dilakukan pihaknya guna mengendalikan inflasi dan menekan kenaikan harga komoditas di pasaran. “Selain gula dan beras, juga ada operasi pasar daging sapi murah yang dijual seharga sekitar Rp 85 ribu per Kgnya. Untuk Pontianak, daging yang disebar ada tujuh ton,” katanya.