Idul Fitri 1437 H

Khatib Salat Id di Menyuke Ajak Berjihad Lawan Nafsu

Manusia terdapat empat sifat, tiga berpotensi untuk mencelakakan manusia, satu sifat berpotensi mengantarkan manusia menuju pintu kebahagiaan.

Penulis: Tito Ramadhani | Editor: Steven Greatness
TRIBUN PONTIANAK/TITO RAMADHANI
Salat Id di Kecamatan Menyuke digelar di halaman Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Menyuke, Desa Darit, Kecamatan Menyuke, Rabu (6/7/2016) sekitar pukul 07.15 WIB. 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, BENGKAYANG - Salat Idul Fitri 1437 H yang diikuti ratusan jamaah berlangsung khusyuk di halaman Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Menyuke, Desa Darit, Kecamatan Menyuke, Rabu (6/7/2016) sekitar pukul 07.15 WIB.

Selaku Imam, Ustaz Arif Rahman, dengan bilal Parijan, sementara selaku khatib, Haderan AS.

Kepada jamaah, khatib menyampaikan pesan setelah menjalankan puasa di bulan Ramadan, yakni pesan moral atau Tahdzibun Nafsi yang menyatakan kita harus selalu mawas diri pada musuh terbesar umat manusia.

"Hawa nafsu merupakan musuh yang tak pernah berdamai. Rasulullah SAW bersabda, Jihad yang paling besar adalah jihad melawan diri sendiri," tegas Haderan dalam khutbahnya.

Lanjutnya, di dalam kitab Madzahib fit Tarbiyah diterangkan bahwa di dalam diri setiap manusia terdapat nafsu atau naluri sejak ia dilahirkan.

"Yakni naluri marah, naluri pengetahuan dan naluri syahwat. Dari ketiga naluri ini, yang paling sulit untuk dikendalikan dan dibersihkan adalah naluri syahwat," sambungnya.

Haderan mengatakan, di dalam Hujjatul Islam, Abu Hamid Al-Ghazali menyebutkan bahwa pada diri manusia terdapat empat sifat, tiga berpotensi untuk mencelakakan manusia, satu sifat berpotensi mengantarkan manusia menuju pintu kebahagiaan.

"Pertama, sifat kebinatangan, tanda-tandanya menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan tanpa rasa malu. Kedua, sifat buas, tanda-tandanya banyak kedzaliman dan sedikit keadilan," ujarnya.

Ketiga, sifat syaithaniyah, tanda-tandanya mempertahankan hawa nafsu yang menjatuhkan martabat manusia. Jika ketiga sifat ini lebih dominan atau lebih mewarnai sebuah masyarakat atau bangsa, niscaya akan terjadi sebuah perubahan tatanan sosial yang sangat mengkhawatirkan.

"Sedangkan satu-satunya sifat yang membahagiakan adalah Rububiyah, ditandai dengan keimanan, ketakwaan dan kesabaran yang telah kita bina bersama-sama sepanjang bulan Ramadan," jelasnya.

Orang yang dapat mengoptimalkan dengan baik sifat Rububiyah di dalam jiwanya, niscaya jalan hidupnya disinari oleh cahaya Al-quran, perilakunya dihiasi budi pekerti yang luhur (Akhlaqul Karimah).

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved