Ramadan 1437 H
Nantikan Lailatul Qadar, Rasulullah Tingkatkan Ibadahnya
Rasulullah SAW dalam mengejar Lailatul Qadra, lebih banyak beriktikaf di masjid, pada 10 hari terakhir Ramadan.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Malam Lailatul Qadar menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh Rasulullah SAW dan sahabat-sahabatnya. Guna menggapai malam lailatul qadar, Rasulullah SAW disebut meningkatkan amalan ibadannya di 10 hari terakhir Ramadan, termasuk dengan beriktikaf di masjid.
“Rasulullah dan sahabatnya menunggu datangnya Lailatul Qadar. Ini berdasarkan hadis Rasulullah SAW yang mengatakan untuk mengintip Lailatul Qadar. Kata Rasulullah SAW, ‘intiplah, atau tunggulah Lailatul Qadar itu pada malam-malam ganjil di 10 hari terakhir Ramadan,” ujar Mudir Mahad Al Jamiah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, H Dulhadi.
Karena itu, menurutnya, sudah semestinya umat muslim mengikuti apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW ini. “Kalau kita ingin mengikuti Rasulullah dan sahabatnya di 10 hari terakhir Ramadan. Bisa diambil contoh sebagaimana dari hadis Rasullullah, bahwa Rasulullah ketika masuk 10 hari terakhir, Beliau SAW lebih menggiatkan ibadahnya melebihi ibadah hari-hari sebelumnya,” imbuhnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, bahwa Rasulullah SAW dalam mengejar Lailatul Qadra, lebih banyak beriktikaf di masjid, pada 10 hari terakhir Ramadan. Dalam hadis tersebut, disebutkan pula bahwa Rasulullah SAW mengencangkan ikat pinggangnya.
Hal ini bisa dimaknai betapa sungguh-sungguhnya Rasulullah dalam meningkatkan ibadah. Selain itu, mengencangkan ikat pinggang ini, juga menjadi istilah kiasan, bahwa selama beriktikaf dalam 10 hari terakhir Ramadan, Rasullulah SAW tidak lagi ‘mendekati’ istri-istrinya.
Disamping itu, Rasulullah SAW menurutnya juga meningkatkan ibadah sosial, termasuk dengan memperbanyak sedekah. Puncaknya adalah memberikan zakat fitrah di hari terakhir Ramadan. Zakat ini dapat dimaknai pula sebagai bentuk ungkapan berbagi kebahagian kepada sesama dalam merayakan hari Idul Fitri.
“Jadi disamping menggalakkan ibadah maghdoh (yang sudah ditentukan tatacara dan waktu-waktunya), Rasulullah SAW juga meningkatkan ibadah ghairo mahdoh (ibadah yang tidak ditentukan tatacara dan waktunya)nya,” jelasnya.
Melihat apa yang dilakukan Rasulullah ini, para sahabatnya lantas mengikuti apa yang dilakukan Rasulullah. Para sahabat turut beriktikaf di masjid sambil menunggu datangnya Lailatul Qadar.
Terkait terjadinya malam Lailatul Qadar, Dulhadi menjelaskan bahwa Allah SWT memang merahasiakan datangnya Lailatul Qadar. Akan tetapi, Rasululullah SAW menjelaskan, bahwa malam Lailatul Qadar diturunkan pada malam-malam ganjil di 10 malam terakhir Ramadan.
Oleh karena itu, dirinya menilai, kaum muslimin sudah semestinya mengikuti apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW dannoara sahabatnya ini. Yakni dengan lebih memingkatkan ibadah pada hari-hari terakhir Ramadan, agar berhasil meraih keutamaan malam Lailatul Qadar.
Namun yang terjadi di lapangan saat ini menurutnya justru terbalik. Menjelang akhir Ramadan, um