Ramadan 1437 H
Mengejar Keutamaan Lailatul Qadar
Pada iktikaf hari pertama ini, kegiatan diisi dengan ceramah agama. Ustaz Nanang Zakaria, dipercaya menjadi pematerinya.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Satu di antara keutamaan yang diyakini ada 10 hari terakhir Ramadan, adalah malam Lailatul Qadar. Pada satu malam ini, nilai pahala amalan ibadah yang dilakukan dipercaya berlipat ganda ribuan kali. Sehingga malam ini juga dikenal dengan nama malam seribu bulan.
Tak mau ketinggalan momen yang hanya ada satu malam dalam setahun itu, kaum muslimin berbondong-bondong menuju masjid. Di masjid-masjid, kaum muslimin berkumpul guna melakukan itikaf, sebagaimana yang diajarkan Rasulullah SAW.
Seperti yang ada di Masjid Raya Mujahidin Pontianak misalnya. Ratusan kaum muslimin menyerbu masjid terbesar di Kalbar itu. Mereka berbondong-bondong beriktikaf, mengejar malam Lailatul Qadar. Masjid dengan kapisitas 6000-an jamaah itu, nyaris seperenamnya dipenuhi jamaah iktikaf di malam pertama 10 hari terakhir Ramadan.
Pada iktikaf hari pertama ini, kegiatan diisi dengan ceramah agama. Ustaz Nanang Zakaria, dipercaya menjadi pematerinya. Adapun tema yang disampaikan, yakni terkait keutamaan itikaf. Materi disampaikan kurang lebih satu jam. Dimulai dari jam setengah 10 malam, sampai jam setengah 11 malam.
Setelah itu, peserta diperkenankan isitirahat. Pada tengah malam, sekitar pukul 02.00 dini hari, agenda iktikaf dilanjutkan dengan salat tahajud berjamaah. Salat dipimpin Al Hafiz (orang yang hafal Alquran), Ustaz Salman Alfarisi. Salat ini menuntaskan satu juz bacaan Quran. Usai tahajud, peserta lalu diarahkan untuk sahur berjamaah di selesar Masjid Mujahadin.
“Untuk tahun ini, peserta di malam pertama itikaf ada sekitar 950-an orang,” ujar Ketua Remaja Masjid Mujahidin Pontianak, Anggun Arianto, saat dijumpai di Masjid Mujahidin Pontianak, Minggu (26/06/2016) siang. Jumlah ini, disebutnya dua kali lipat lebih banyak dari tahun sebelumnya.
“Kami memprediksikan sekitar 400-an jamaah ikuti itikaf di malam pertama. Angka ini mengacu pada jumlah jamaah yang ada di tahun lalu.Tapi ternyata di luar dugaan, jumlah yang hadir dua kali lipatnya,” tambahnya.
Kondisi ini diakuinya membuatnya sangat senang. Menurutnya, ramainya jamaah peserta itikaf di Masjid Raya Mujahidin Pontianak ini menunjukkan antusiasme tinggi dari masyarakat. “Artinya partisipasi masyarakat muslim Kalbar untuk mengisi 10 malam terakhir ini luar biasa,” nilainya.
Ia berharap, situasi ini berimbas positif bagi kaum muslimin, terutama setelah berakhirnya Ramadan. “Mudah-mudahan bukan hanya menjadi semangat di Ramadan saja, tapi juga nanti setelahnya. Masjid - masjid bisa tetap diakmurkan, terutama saat salat wajib berjamaahnya,” ujarnya.
Namun, kondisi ramainya jamaah iktikaf ini, diakuinya juga menjadi tantangan tersendiri bagi pihaknya. Terutama dalam hal penyediaan konsumsi sahur untuk peserta. Sebab, ia dan rekan-rekannya di Remaja Masjid Mujahidin Pontianak, memang ditugasi untuk menyiapkan kebutuhan para jamaah selama itikaf. Termasuk menyediakan menu sahur dan berbuka.
Karena jumlah peserta diluar dugaan, ia menceritakan bahwa pihaknya harus bekerja ekstra menyiapkan menu. “Awalnya kami menyiakan (menu sahur) untuk 400 orang saja. Jumlah ini sesuai prediksi berdasar jumlah peserta tahun lalu, tapi ternyata juah lebih banyak. Akhirnya malam itu juga teman-teman langsung bergerilya memesan tambahan,” kisahnya