Ramadan 1437 H
Bertabur Keistimewaan, Ini yang Dianjurkan Selama 10 Hari Terakhir Ramadan
Lailatul Qadar dipilih sebagai malam turunnya Alquran serta turunnya Malaikat dengan membawa keberkahan dan kesejahteraan.
Penulis: Ishak | Editor: Mirna Tribun
Dan mengeratkan ikat pinggangnya (tidak menggauli istrinya). Keterangan ini ada pada hadits shahih riwayat Al Bukhari no 2024, dan Muslim no 1174.
Pada 10 hari Ramadan, juga sangat dianjurkan melakukan i’tikaf. Yakni sengaja tinggal di masjid untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ini merupakan sunnah yang tetap dari Rasulullah SAW.
“Bersumber dari Aisyah r.a istri Nabi saw, (dia berkata) : Bahwasanya Rasulullah saw beri’tikaf pada 10 hari terakhir dari bulan Ramadan sampai Allah mewafatkannya. Kemudian istri istri Beliau SAW, melakukan I’tikaf sepeninggalnya. Keterangan ini ada pada Hadits shahih riwayat Al Bukhari Kitabul I’tikaf bab 1 no 2026, dan Muslim Kitabul I’tikaf bab 2 no 1172,” tuturnya.
Menurutnya, orang yang melakukan i’tikaf berpeluang besar menjumpai Lailatul Qadar karena seluruh aktifitasnya di dalam masjid senantiasa bernilai ibadah di sisi Allah , yaitu berada di dalam ibadah i’tikafnya.
“Jika tidak mampu i’tikaf 10 hari berturut turut, boleh melakukannya semampunya. Misalnya dipilih malam hari saja, atau malam yang ganjil saja, atau beberapa jam saja . Kalau tidak mampu i’tikaf , maka sekurangnya, lakukan shalat tarawih, sebab bagi orang yang mengerjakan shalat tarawih , sekurangnya dia mendapatkan sebagian dari Lailatul Qadar,” pungkasnya.