Puck Mude Tour dari Warkop ke Warkop
Dalam penampilannya, Agus menyelipkan empat lagu dari album yang baru.
Penulis: Nasaruddin | Editor: Arief
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Masih ingat dengan lagu Tak Enak Kasi Kucing? Lagu yang populer di sekitaran 2012 lalu, diciptakan sekaligus dinyanyikan solois Agus Ramdani alias Puck Mude. Nah di 2016 ini, Agus kembali hadir dengan album barunya, Piala Bergilir (SaveOrangTadak).
Tema yang diusung sebagian besar masih seputar kehidupan sosial. Beberapa lagu di antaranya terinspirasi dari kejadian nyata yang dirasakan Agus.
Meski bukan bagian dari launching album, Puck Mude menggelar Tour Warung Kopi. Dalam penampilannya, Agus menyelipkan empat lagu dari album yang baru.
"Dalam tour itu main musik dari warkop ke warkop. Bisa dibilang silaturahmi. Tapi ndak juga. Apa ya? Gitulah die," kata Agus saat ditemui di Kanopi Center, Jl Purnama 2, Kamis (7/6/2016) malam, seraya tertawa.
Agus mengatakan, tour yang dibuatnya sudah dikonsep sejak lama. Inginnya, ada sponsor yang bisa mendanai. Tapi karena butuh waktu lama jika harus menunggu sponsor, dirinya kemudian membulatkan tekad melaksanakan sendiri kegiatan tersebut.
"Karena nunggu sponsor lama. Jadi bagus nyanyi sendiri. Mumpung kawan banyak di warung kopi," katanya.
Dalam penampilannya, Agus menggunakan format band. Meskipun demikian, dirinya mengingatkan bahwa Puck Mude adalah solo karir. Lagu yang dibawakan, semuanya hasil karyanya dari empat album yang sudah dibuat.
Tournya dibantu Kinara Sound, Modd Creatif, Pay Bandit, dan Pontianak Hajatan. Lagu yang dibawakan, semuanya hasil karyanya dari empat album yang sudah dibuat. "Semua lagu saya, tapi tetap saya selipkan empat lagu baru. Kalau lagu baru semua nanti pusing kepala die. Ape ni? Bise balek nanti orang," katanya.
Dirinya tidak peduli apakah orang yang mendengar suka ataupun tidak dengan hits-hits yang ia bawakan. Yang terpenting baginya, bisa mendapat kesempatan menghibur orang banyak. "Intinya ngasi hiburan. Terlepas orang suka atau tak suka, yang penting orang terhibur. Tapi selama ini sambutannya bagus," katanya.
Dari satu warkop ke warkop lain, sampailah menyambangi 12 warung kopi di kota ini. Dirinya menghentikan tour selama Ramadan. Rencananya kembali tour ke warung-warung kopi usai hari raya Idul Fitri. Agus bercita-cita bisa manggung di 50 warung kopi yang tersebar di kota ini.
"Kepinginnya abis lebaran saya sambung lagi. Mudah mudahan kesampaian. Ndak berat. Sponsor melunak. Saket kalau tak ada sponsor. Tapi bise," katanya.
Untuk launching sendiri, sejatinya Agus mendambakan, bisa digelar dalam balutan acara lebih besar. Namun semua tergantung pada kemampuan dana yang diharapkannya bisa diperoleh dari sponsor. "Kepinginnye untuk launching nanti ada acara besar. Cita-citanya begitu," katanya.
Team Keliling Ngopi (ngobrol pakai isi), Andika Rakasiwi di tempat sama mengatakan, Tour Warung Kopi seperti digelar Puck Mude merupakan hal yang jarang. Sementara warung kopi di kota ini bertebaran dengan pengunjung yang tidak sedikit.
"Ini menjadi kesempatan Puck Mude untuk mengenalkan lagunya ke telinga semua orang. Namanya orang sedang ngopi, kalau ada musik pasti terhipnotis," katanya.
Keistimewaan bagi musisi Pontianak, lagu yang mereka bawakan adalah lagu ciptaan sendiri. Termasuk pada aransemennya
Pertumbuhan Indie
Kiprah Puck Mude di dunia musik tak diragukan lagi. Album-albumnya sudah tersebar hampir di tujuh kabupaten di Kalbar. Dirinya juga sudah mendapat kesempatan tampil di berbagai tempat. Dari sekian banyak kunjungannya, Puck Mude memiliki pengalaman lucu.
"Waktu itu ada orang mengamen di depan saya membawakan lagu Tak Senang Kasi Kucing. Saya tanya lagu siapa. Dia jawab lagu Puck Mude. Terus saya tanya, apakah dia berteman dengan Puck Mude. Lalu dia jawab teman Puck Mude. Jadi dia tahu lagu tapi tidak tahu yang mana orangnya," kata dia.
Kata Agus, sejatinya band-band di Pontianak tidak kalah kualitas dengan band nasional. Bahkan dalam beberapa kesempatan, penonton konser band lokal lebih banyak dibanding konser band nasional.
"Menurut saya kita hanya kalah di publikasi. Khayalan saya, band-band di Pontianak bisa menggelar konser besar berskala nasional. Tentu dengan dukungan dukungan sponsor dan publikask yang luas," katanya.
Dirinya bersyukur tiga tahun terakhir, band dengan jalur indie semakin meramaikan belantika musik Pontianak. Generasi-generasi musikus sering tampil dalam berbagai kesempatan. Menurut Agus ini merupakan perkembangan yang positif. "Sangat bagus sekali. Banyak yang tumbuh di tiga tahun belakangan ini," katanya.
Ngomongin band indie, Agus mengakui untuk saat ini yang paling jago adalah Slank. Untuk Indonesia, menurutnya Slank ada di nomor satu. "Dia rajanya. Mana ada band bekawan dengan presiden," kata Agus.
Nikmati Peran
Menjadi seorang seniman ataupun musisi, jangan melulu berharap menjadi artis. Karena hanya akan menambah beban yang sudah ada. Petuah ini disampaikan Agus bagi siapa saja yang akan ataupun sedang berkecimpung di dunia musik.
"Kalau berfikir menjadi artis, mungkin bebannya berat. Meski kemudian jalannya jadi artis, itu bonus. Kalau ndak kesampaian, bise gile. Tapi jika berfikir mau menjadi musisi, seniman itu tidak berat," katanya.
Kalau mau ngeband kata Puck Mude, ngeband saja. Meski tak berobsesi menjadi artis, tetap usahakan yang paling baik. Karena menjadi artis, ada faktor keberuntungan.
"Ada yang dari kecil sekolah musik. Ada yang hebat bermain musik, tapi tidak jadi apa-apa. Sementara ada yang hanya modal caiya-caiya langsung terkenal. Jadi tergantung faktor keberuntungan juga," katanya.