Ujian Nasional 2016
Lantaran Banjir, Polisi Mempawah Angkut 20 Siswa UN dengan Perahu Karet
Tadi terpaksa UN nya terlambat, ditunda hingga pukul 10.00 WIB, namun ini juga karena pihak sekolah menunggu siswa kumpul semua baru dimulai UN.
Penulis: Dhita Mutiasari | Editor: Mirna Tribun
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MEMPAWAH - Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tingkat SD sederajat di Desa Pasir Kecamatan Mempawah Timur Kabupaten Mempawah di hari kedua pelaksanaan lagi-lagi mengalami kendala lantaran siswa kesulitan dalam menjangkau sekolah karena kondisi banjir.
Maka dari itu dikatakan oleh Kasat Sabhara Polres Mempawah, AKP Syaiful Bahri pihaknya Selasa (17/5/2016) pagi harus menurunkan sedikitnya 8 personil untuk menyisir satu persatu siswa terutama yang berada di daerah pedalaman.
"Ada sekitar 20 siswa yang kita sisir angkut bergantian menggunakan perahu karet,"ujarnya kepada Tribun, Selasa (17/5/2016.
Penyisiran dilakukan sejak pagi hingga akses yang sulit, maka akhirnya siswa ini terlambat dalam melaksanakan UN.
"Tadi terpaksa UN nya terlambat, ditunda hingga pukul 10.00 WIB, namun ini juga karena pihak sekolah menunggu siswa kumpul semua baru dimulai UN," ujarnya.
Sebetulnya pihak sekolah dan desa telah menawarkan tawaran menginap kepada siswa namun lantaran ditolak pihak orang tua.
Kendati kedalaman banjir di pemukiman warga dan jalanan terus meluas hingga mencapai 2 meter, namun untuk di SD sendiri banjir belum menggenangi ruangan kelas sehingga pelaksanaan UN tidak terganggu.
Selain menurunkan personil untuk mengevakuasi pelajar yang melaksanakan UN, aparat Polres Mempawah juga membantu penyebaran bantuan bagi warga korban banjir. Hal ini dikatakannya akan terus dilakukan hingga akhir pelaksanaan UN selesai Sabtu nanti.
Kapolres Mempawah, AKBP Dedi Agustonpo S.Ik mengungkapkan telah memaksimalkan personil yang ada diantaranya 1 pleton untuk membantu evakuasi korban banjir