Hengdi Ketagihan Investasi di Pasar Modal
Namun apa daya, takdir selalu bicara tanpa diduga. Kali ini, ia harus rela menanggung kerugian.
TRIBUNPINTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Satu di antara investor Kota Pontianak, Hengdi, mengatakan dari keuntungan berinvestasi di pasar modal bisa membantunya untuk membeli rumah serta memiliki usaha cake.
Ia mengingat betul, kisah awal mula perkenalannya dengan investasi pasar modal. Hengdi yang tercatat sebagai karyawan pada satu diantara surat kabar ternama di Kota Pontianak ini mengaku, dahulunya, hidupnya hanya mengandalkan dari gaji.
Gaji yang diterimanya tiap bulan, relatif hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan bulanannya saja. Kalau pun ada lebihnya, hanya menjadi simpanan sekedarnya saja. Pun jumlahnya tak seberapa, mengingat sebagian besarnya telah digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
Tibalah ia pada satu hari, tempatnya berkerja kedatangan tamu dari perusahaan sekuritas yang membantu jasa transaksi perdagangan saham. Dari situlah ia mengaku tertarik untuk membuka akun atau rekening saham yang bisa digunakan untuk transaksi.
"Awalnya penasaran, terus dicoba lah. Kecil-kecilan saja waktu itu main (transaksi) nya. Saya pilih lah saham yang kira-kira bagus. Gak taunya ternyata untung. Dari situ kah awal mulanya," kenangnya yang hadir menjadi pembicara workshop Bursa Efek Indonesia untuk wartawan di Pontianak, Sabtu (14/5/2016).
Dirinya semakin tertarik pada investasi ini. Semakin hari, ia semakin yakin jalan ini bisa menjadi upaya baginya meraih kemakmuran. Hari berganti, bulan berganti, ia tetap pada keyakinannya. Semakin intens ia bertransaksi, semakin tumbu subur ketertarikannya.
Uang yang diinvestasikannya pun kini tak lagi 'coba-coba'. Sejumlah uang lebih banyak pun kini digunakannya untuk investasi.
Barangkali sudah menjadi sifatnya, setiap upaya akan bertemu kendala. Seperti anak kecil yang sedang belajar bersepeda lalu berkali-kali terjatuh, sebelum akhirnya bisa melaju. Pun begitu dengan Hengdi. Pernah satu kali, ia berspekulasi. Uang dalam jumlah besar, ia investasikan pada beberapa saham. Keuntungan jelas jadi harapannya.
Namun apa daya, takdir selalu bicara tanpa diduga. Kali ini, ia harus rela menanggung kerugian. Sebab, saham yang dibelinya, nilainya turun beberapa waktu kemudian. "Sempat galau-galau juga waktu itu," ujarnya.
Namun bukannya kapok, pengalaman tak mengenakkan ini justru menjadi pelajaran berharga baginya. Seperti kata pepatah, 'pantang pulang sebelum menang'.
Ia lalu mempersiapkan diri lebih baik. Berita-berita terkait perkembangan saham jadi santapannya sehari-hari. Analisis dari para ahli pun seakan menjadi menu wajib sarapan pagi. Ia juga bergabung dalam forum khusus yang membahasa perdagangan bursa saham.
"Uang dari gaji pun sekarang saya gunakan untuk investasi. Hanya sedikit saja yang saya gunakan untuk makan. Ya sekitar Rp 300 ribuan saja lah. Nabungpun begitu, di investasi saham inilah saya menabung. Semua tabungan saya ya di sini (saham)," pungkasnya.
Pucuk dicinta ulam pun tiba. Kerja kerasnya membuahkan hasil. Keuntungan demi keuntungan terus diraihnya. Analisanya semakin tajam. Keputusannya semakin akurat. Uang pun kian mengalir di pundi-pundinya.
Dalam enam tahun aktivitasnya, kini ia telah mampu membeli sepetak rumah tipe 65, di satu sudut pinggiran kota. Rumah yang terbilang cukup mewah untuk seorang karyawan biasa.
Tak hanya itu, kendaraan baru juga mampu ditungganginya. Sayapnya pun semakin dilebarkan. Kini, uang hasil investasi sahamnya, telah bisa digunakan untuk menjadi modal membuka kafe. Usaha lain yang akan menambah pundi kekayaannya.