Penonton Histeris Saksikan Lomba Sampan
Meski terbuat dari material kayu khusus, kedua sampan ini berbeda dalam muatannya.
Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Arief
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Menjelang puncak peringatan Hari Jadi ke-654 Kota Sintang pada 10 Mei mendatang, antara lain dimeriahkan lomba sampan di Kopel Rumah Bupati Sintang dan Istana Al Mukarramah Sintang, Minggu (8/5/2016) siang.
Ada dua jenis lomba sampan yang dipertandingkan yakni sampan tradisional dan kemudi surong. Meski terbuat dari material kayu khusus, kedua sampan ini berbeda dalam muatannya.
Sampan tradisional berukuran lebih besar dari kemudi surong. Dalam lomba, sampan tradisional memuat 8 orang per regu. Sedangkan, kemudi surong dikemudikan secara perorangan.
Peserta lomba sampan begitu beragam, mulai pelajar hingga profesional. Dengan menggunakan sistem gugur, peserta lintas usia ini memacu laju sampan dan saling kejar-kejaran guna taklukkan jarak sekitar 800 meter.
Antusias masyarakat begitu kentara menghiasi tiap sudut areal lokasi lomba. Ratusan masyarakat yang menyaksikan lomba histeris, kala sang jagoannya menghempas air dengan dayung dan berusaha sekuat tenaga menggapai pangkal garis finis.
Koordinator Napak Tilas dan Gelar Budaya Hari Jadi Kota Sintang, Gusti Muhammad Fadli mengatakan setidaknya ratusan peserta ikut andil memeriahkan lomba sampan.
"Ini bebas dan tanpa kelas, untuk peserta sampan tradisional itu ada 24 regu dengan anggota 8 orang per regu. Sedangkan kemudi surong perorangan ada 12 peserta," ungkapnya, Minggu (8/5) siang.
Agar lebih semangat, para peserta akan diberi hadiah uang tunai. Nominal hadiahnya pun bervariasi dengan total Rp 25 juta.
"Itu sebagai penyemangat. Tapi ya esensinya kita ingin memeriahkan Hari Jadi Kota Sintang. Menghibur masyarakat dan menjaga tradisi budaya leluhur yang menggunakan sampan sebagai moda transportasi," tandasnya.
Satu diantara masyarakat, Julyana mengatakan dirinya sangat terhibur menyaksikan lomba sampan.
"Seru lombanya. Saya bawa satu keluarga nonton. Ini bagus kalau diadakan rutin tiap setahun dua kali. Kalau dilihat banyak masyarakat yang nonton juga. Di Sintang juga minim hiburan," tukasnya.