TNI Siapkan Pasukan Elit untuk Empat WNI Disandera

Namun setelah masuk di wilayah Filipina, akan menjadi tanggung jawab Filipina begitu pula setelah masuk di wilayah Malaysia.

Editor: Steven Greatness
net
Ilustrasi 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - "Saat ini Warga Negara Indonesia (WNI) yang tertembak sudah berada di Malaysia. Seorang WNI tertembak, empat orang disandera dan enam orang yang lepas dari penculikan, kini sudah aman berada di Sabah. WNI yang tertembak kini dalam keadaan selamat."

Hal tersebut dikatakan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo kepada awak media massa terkait kembali diculiknya empat ABK WNI oleh kelompok yang di duga Abu Sayyaf di perairan perbatasan antara Malaysia dengan Filipina, usai acara Peringatan HUT ke-64 Kopassus di Markas Komando Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Sabtu (16/4/2016).

"Saya sebagai Panglima TNI sudah menyiapkan pasukan untuk melakukan tindakan tegas baik di laut, di darat sampai di hutan saya siap. Saya juga sudah mengerahkan dua Kapal Perang yaitu KRI Badau dan KRI Slamet Riyadi ke daerah perbatasan,” ujar Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

Panglima TNI juga menyampaikan akan melaksanakan koordinasi dengan Panglima Angkatan Bersenjata Filipina dan Malaysia untuk bersama-sama melakukan patroli bersama yang terkoordinasi.

Yang dimaksudkan adalah TNI akan mengawal sampai perbatasan sampai Zona Ekonomi Eksklusif. Namun setelah masuk di wilayah Filipina, akan menjadi tanggung jawab Filipina begitu pula setelah masuk di wilayah Malaysia.

"Tetapi apabila terjadi sesuatu di wilayah negara Malaysia dan Filipina, maka saya akan melakukan koordinasi, siapa yang cepat maka dia yang boleh ke sana. Ini adalah langkah-langkah yang segera dilakukan,” kata Panglima TNI.

"Apabila Indonesia dan Filipina sudah melakukan MoU untuk melakukan kerja sama patroli terkoordinasi, maka pasti akan aman. Tetapi sekarang kan tidak aman, karena itu diluar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ucap Panglima TNI.

Disamping itu, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo akan segera mungkin melaksanakan koordinasi dengan Panglima Diraja Malaysia dan Filipina, karena wilayah itu berbatasan dengan tiga negara.

“Kita harus berpikiran bahwa mereka positif, karena saat ini pun rencana Filipina akan melakukan operasi besar-besaran di Kepulauan Zulu. Operasi yang dilakukan negara tetangga kita tunggu saja, yang mulai siapa, kecuali Presiden Filipina kasih tenggang waktu,” kata Panglima TNI. (Puspen TNI)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved