Pengukuhan Presiden MADN

Cornelis: Dayak Jangan Terkotak-kotak karena Agama

Pengukuhan presiden dan pelantikan pengurus dihadiri gubernur dan bupati se-Kalimantan.

Penulis: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano | Editor: Steven Greatness
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ANESH VIDUKA
Penandatangan naskah pelantikan pada acara Pengukuhan secara adat Presiden Majelis Adat Dayak Nasional (MADN), Cornelis dan pelantikan pengurus masa bakti 2015-2020, oleh Presiden MADN di rumah Radakng Kalimantan Barat, Jl Sultan Syahrir, Pontianak, Kamis (7/4/2015) pagi. 

TRIBUNPONTIANAK,CO.ID, PONTIANAK - Sebanyak 350 pengurus dari 6 majelis pertimbangan dan 344 pengurus Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) masa bakti 2015-2020 resmi dilantik di Rumah Radakng, Jl Sultan Syahrir Pontianak, Kamis (7/4/2016).

Pelantikan dilakukan Presiden MADN, Cornelis, yang juga Gubernur Kalimantan Barat, setelah pengukuhan dirinya menjadi presiden secara adat.

Pengukuhan presiden dan pelantikan pengurus dihadiri gubernur dan bupati se-Kalimantan, pengurus masyarakat Dayak di Kalimantan Indonesia, Sabah, dan Sarawak Malaysia. Selain itu juga dihadiri seluruh etnis seperti Tionghoa, Madura dan Melayu serta etnis lainnya.

Dalam sambutan, Presiden Dayak, Cornelis menuturkan, tujuan organisasi adalah bagaimana sebagai orang Dayak bisa menjadi tuan di negerinya sendiri. Selain itu agar masyarakat Dayak tidak hilang dan jangan terkotak-kotak dalam agama.

"Agama jangan menjadi persoalan. Tidak boleh menyekat-sekat. Ambil contoh saja Batak dengan berbagai agama, namun marga Batak-nya tetap tertulis. Kita ini setelah masuk salah satu agama, lalu lupa diri," ucapnya, Kamis (7/4/2016).

Demikian juga politik, katanya, terutama politik praktis. Jangan dibawa ke sana karena di dalam ini bermacam-macam orangnya dari berbagai partai, tetapi bagaimana hal itu berguna untuk kepentingan masyarakat dayak.

"Kalau pendidikan politik, itu bisa, itu namanya pembelajaran dan pencerahan, tetapi kalau untuk kepentingan kelompok jangan dibawa-bawa karena nanti akan pecah dan berkelahi," tegasnya.

Dikatakan Cornelis, MADN merupakan lembaga independen untuk membantu pemerintah dalam rangka percepatan pembangunan di semua sektor. Tugas sekarang ialah bagaimanma sebagai warga negara Indonesia dapat menjadi warga yang terhormat karena dipandang oleh negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama.

"Ini tujuan kita menunjukkan keberadaan kita ini ada. Saya bukan omong kosong, bukan ngarang atau menduga-duga. Secara ilmiah bisa dipertanggungjawabkan. Baik menurut antropologi budaya maupun forensik, Kalimantan ini milik orang Dayak," tegasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved