Ujian Nasional 2016
Serius, Listrik Tak Boleh Padam Saat Ujian Nasional
Kita minta kepada PLN tertutama PLN Rayon Ngabang untuk tidak memadamkan listrik saat ujian nasional.
Penulis: Alfon Pardosi | Editor: Arief
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, LANDAK - Ketua Komisi C DPRD Landak, Cahya Tanus, meminta dengan serius kepada pihak PLN agar tidak ada melakukan pemadam listrik saat Ujian Nasional (UN) berlangsung mulai tanggal 4-7 April.
Mengingat di Kota Ngabang yang mewakili Landak ada dua SMK yang akan ujian menggunakan sistem komputer, dua sekolah itu yakni SMN 1 Ngabang dan Persekolahan Maniamas Ngabang. Sehingga listrik sangat dibutuhkan saat proses UN berlangsung.
"Kita minta kepada PLN tertutama PLN Rayon Ngabang untuk tidak memadamkan listrik saat ujian nasional. Karena ada adik-adik kita yang ujian sistem komputer," ujar Cahya kepada Tribun pada Minggu (3/4/2016) siang
Selain itu Cahya mengharapkan kepada kepada para siswa siswi mengikuti ujian dengan baik, dengan tertib dan dengan benar. "Artinya isilah soal-soal ujian itu dengan apa yang ada di dalam otaknya, jangan sampai nyontek dan segala macam," pesannya
Sementara itu Kepala SMKN 1 Ngabang, Dominikus Dasit, mengakui untuk persiapan di sekolahnya yang sudah menggunakan sistem komputer telah siap. Persiapan tersebut juga sudah dilakukan jauh hari semenjak ditetapkan sebagai sekolah yang UN berbasis komputer.
Karena sekarang ini dikenal ujian itu dengan istilah UNBKP dan UNBK. "Kami di SMK 1 Ngabang ditunjuk melakukan UNBK dan kita siap, dan di sekolah kami yang mengikuti UN tahun 2016 berjumalah 282 siswa," ujarnya kepada wartawan pada Jumat (1/4)
Lanjut Domi panggilan akrabnya, dengan jumlah siswa yang mencapai hampir tiga ratus tersebut. Paling tidak pihaknya harus menyediakan komputer sebanyak sepertiga dari jumlah siswa.
"Khusus di tempat kami, komputer yang ada hanya sekitar 40an unit, jadi untuk menyukupi kurangan itu kami meminta bantuan kepada siswa. Nah mereka yang mempunyai laptop, selama beralangsung UN kita pinjam," terangnya.
Dijelaskanya lagi, untuk teknis pelaksanaan UN tersebut dibagi menjadi tiga ruangan. Kemudian setiap ruangan paling tidak harus ada 35 unit laptop. Itu juga sudah dilebihkan 5 unit lagi, untuk antisipasi bila ada masalah yang terjadi di laptop lain.
Selain itu Domi menambahkan, dengan adanya tiga ruangan otomatis akan menggunakan 3 serper. Dimana setiap masing masing serper ada 3 kali sesi, sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.
"Pertama itu dari pukul 08.30 WIB sampai pukul 9.30 WIB, artinya ada 90-an anak dari 3 ruangan itu. Sesi kedua mulai pukul 10.00 WIB sampai pukul 12.00 WIB, dan sesi ketiga pukul 14.00 WIB sampai 16.00 WIB," paparnya
Domi juga mengakui, pihaknya sudah melaksanakan simulasi. Terutama untuk bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Itu artinya persiapan kami sudah maksimal, termasuk pengamanan. Tinggal kita minta dari pihak PLN dan Telkom saja tidak ada padam saat UN," pintanya