Ujian Nasional 2016
Banjir Ancam Pelaksanaan Ujian Nasional SMAN 4
Setiawan mengatakan kondisi seperti ini saban tahun dialami oleh siswanya. Sebab, menurutnya merupakan banjir tahunan.
Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Arief
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Sekitar 95 siswa dan siswi terdiri dari dua jurusan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 4 Sintang di Kelurahan Kapuas Kanan Hilir, Kecamatan Sintang menunggu kepastian tempat pelaksanaan Ujian Nasional (UN) 2016 hingga Sabtu (2/4/2016) sore.
Pasalnya, seminggu terakhir debit air Sungai Kapuas meningkat. Kini air kembali menggenangi jalanan sekolah mencapai batas lutut orang dewasa. Selain itu, kondisi diperparah dengan putusnya akses jalan yang biasanya menjadi alternatif para siswa dan guru menuju sekolah.
Kepala SMAN 4 Sintang, Undang Setiawan mengatakan pihak sekolah masih menunggu kepastian tempat pelaksanaan UN bagi 34 siswa jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) serta 61 siswa jurusan (Ilmu Pengetahuan Sosial)
"Kami masih menunggu genangan air ini, jika mengakibatkan sekolah terendam maka mau tidak mau kami harus mengungsi ke SMAN 1 Sintang. Tapi kalau hanya sebatas jalan dan halaman sekolah ya kami tetap ujian di sini," ungkapnya kepada Tribun Pontianak, Jumat (1/4/2016) pagi.
Setiawan mengatakan kondisi seperti ini saban tahun dialami oleh siswanya. Sebab, menurutnya merupakan banjir tahunan.
"Ini semenjak saya dua tahun di sini memang seperti ini kondisinya. Tapi kalau sekolah sih tidak sampai terendam. Cuma akses jalan saja agak menghambat," jelasnya.
Diakui Setiawan, pihaknya sudah jauh-jauh hari menyampaikan kondisi tersebut kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Sintang.
"Saya sudah ngomong ke Kepala Disdikbud. Karena saya harus antisipasi, guru sudah saya ingatkan termasuk para siswa terhadap kondisi ini," terangnya.
Pihak sekolah telah memetakan alamat 95 siswa yang akan mengikuti UN tersebut. Ini penting guna menentukan prioritas apakah siswa dievakuasi atau tidak.
"Kami kelompokkan siswa setempat dan siswa luar. Jadi kurang lebih 35-37 siswa tinggal daerah sini. 25 orang di pinggiran sungai, selebihnya tersebar di luar. Situasi di sini bagi kami dan anak-anak sudah biasa," katanya.