Kondisi SMPN 8 Kubu Sangat Memprihatinkan, Lantai dan Plafon Banyak Rusak

Termasuk jumlah siswa yang terus turun jumlahnya. Bagi sekolah absensi tidak bisa jadi patokan akhir dari data siswa.

Penulis: Madrosid | Editor: Mirna Tribun
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/MADROSID
Plt Sekda Kabupaten Kubu Raya, bersama Wakil Ketua Komisi III DPRD Kubu Raya meninjau sekolah SMPN 8 Kubu, Kamis (24/3). Kondisi sekolah mulai rusak dan siswanya hanya tinggal 75 orang. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KUBU RAYA - Prihatin itulah yang akan muncul dibenak siapa saja, tatkala melihat kondisi sekolah SMPN 8 Kubu.

Bagian bangunannya sudah mulai rusak, dari mulai lantai paling banyak sampai ke plafon bangunan. Terdiri dari sekitar 8 lokal ruangan diperuntukkan untuk siswa dari kelas VII - IX.

Didirikan sejak tahun 2010 melalui program bantuan pendidikan dari Australia bangunan ini telah memenuhi standar kelas sekolah pendidikan tingkat SMP.

Jumlah siswa sendiri sempat mencapai jumlah tertinggi mencapai 175 siswa. Namun kini, jumlah itu berangsur turun hingga 75 siswa saja.

Minat siswa, untuk bersekolah kian hari terus menurun. Hingga ada ke khawatiran sekolah bakal kehabisan siswa jika dibiarkan lantaran siswa enggan mengenyam pendidikan.

Berbagai alasan terpaparkan dari mulai kurang sadarnya masyarakat akan pendidikan hingga tekanan ekonomi menuntut siswa harus membantu orang tuanya mencari nafkah.

Alasan lainnya yang juga menjadi penyumbang siswa semakin malas sekolah, lantaran guru sekolah tidak memiliki guru kualifikasi yang memadai. Kebanyakan hanya terdiri guru honorer. Sehingga pemerintah berupaya menempatkan dua guru PNS.

Sehingga saat ada rombongan pemerintah dari Plt Sekda Kabupaten Kubu Raya, Odang Prasetyo, Wakil Ketua Komisi III, Suharso, dalam acara Panen Raya di Desa Mengkalang Kecamatan Kubu, menyempatkan diri mengunjungi sekolah SMPN 8.

Wakil Kepala Sekolah SMPN 8, Susana bersama guru lainnya menyambut kedatangan rombongan itu. Ia menjelaskan seluruh kondisi sekolah dengan detail. Termasuk jumlah siswa yang terus turun jumlahnya. Bagi sekolah absensi tidak bisa jadi patokan akhir dari data siswa.

"Kalau jumlah terakhir memang ada 75 siswa untuk keseluruhan dari kelas VII sampai IX. Tapi masih banyak sekali yang tidak masuk, dan kita tidak bisa langsung memberhentikan mereka," ujarnya.

Sekolah SMPN 8 ini berlokasi sekitar 1 kilometer dari kantor desa mengkalang. Tak disangkal kalau daerah ini, merupakan daerah yang terisolasi. Transportasi yang paling rekomended hanya lewat jalur perairan. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pendidikan tidak ada dorongan bagi siswa untuk terus mengenyam pendidikan.

"Sedikit demi sedikit siswa ini keluar. Ada yang mencari kerja atau ada juga yang nganggur. Biasanya keluar setelah ujian," tutur Wakasek.

Saat ini kondisinya, sudah mulai memprihatinkan.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved