Gerakan Fajar Nusantara
Difatwakan Haram, Gafatar Masih Aktif di Aceh
Ibunda Namira dilaporkan hilang. Di Aceh, sudah tak terhitung kasus-kasus kehilangan serupa.
Setelah berlangsung beberapa bulan, akhirnya NZ meminta izin berhenti dari pekerjaannya dengan alasan hendak menikah. "Jadi, dia hanya sekira enam bulan bekerja di sekolah ini. Dia minta izin baik-baik dengan alasan menikah. Mengenai apakah dia kemudian menghilang atau orangtuanya tak setuju atau ada hal lain menyangkut dia, saya tak tahu lagi. Yang jelas, sejak saat itu NZ tak pernah lagi tampak di Aceh Besar," kata kepala sekolah tersebut.
Informasi yang beredar di masyarakat, perempuan tersebut hingga kini hilang tak tentu rimba bersama sang suami. Namun, hingga kini Serambi belum berhasil mengonfirmasi kepada keluarga terdekatnya.
Orang-orang misterius
Penelusuran Serambi, ada beberapa kasus penyusupan yang dilakukan pihak tertentu dan menyasar anak-anak sekolah, bahkan mengincar siswa di boarding school. Orang-orang 'misterius' ini lebih mudah masuk sekolah tersebut, ketimbang orangtuanya sendiri. Rektor Unimal Prof Dr Apridar mengaku pernah punya pengalaman buruk.
"Saya pernah menemukan anak-anak di sekolah berasrama, justru disuruh buka jilbab beramai-ramai dan diajarkan berjoget, di luar sekolah. Tentu tanpa sepengetahuan pihak sekolah," kata Apridar kepada Serambi, Rabu (3/2).
Namun, Apridar tak mau menceritakan detail siswa sekolah mana yang luput dari pantauan guru sekolah. Apridar hanya berharap pengelola sekolah, khususnya yang berasrama, menjalin sinergitas dengan orangtua, sehingga kasus-kasus serupa tidak terulang.
Dikatakan Apridar, ada banyak tantangan bagi masyarakat Aceh yang bertekad mengimplementasikan nilai-nilai Islam dalam kehidupannya, baik dari internal maupun eksternal. "Dari internal, salah satunya, ya orang-orang Islam yang mengagung-agungkan kebebasan. Ini harus diwaspadai oleh semua pihak," kata Rektor Unimal itu.
Dua pekan lalu pemerintah menghentikan kegiatan Gafatar dan memulangkan pengikutnya ke daerah masing-masing bukan hanya lantaran penistaan agama, melainkan juga dianggap berbuat makar terhadap negara.
Gubernur Jawa Tengah bahkan sudah menyurati pemerintah Aceh untuk segera menjemput eks anggota Gafatar asal Aceh yang saat ini berada di Boyolali.