Gerakan Fajar Nusantara
Eks Gafatar Keluar dari Islam, Coba Lihat KTP-nya
Selain dokumen kependudukan, Tribun juga memperoleh dokumen yang dikeluarkan Presiden Negeri Karunia Tuan Semesta Alam Nusantara.
Penulis: Hadi Sudirmansyah | Editor: Arief
"837 warga eks Gafatar yang berasal dari 8 kabupaten di Kalbar direncanakan dipulangkan menggunakan KRI Teluk Penyu, Sabtu (30/1)," kata Kapendam XII Tanjungpura, Kol Inf Mukhlis.
Ia menyebut, sejak 22 hingga 26 Januari sebanyak 4.777 warga eks Gafatar telah dipulangkan. Mukhlis menuturkan, pihaknya menemukan berbagai dokumen dan rompi anti peluru di peemukiman eks Gafatar di Rasau saat evakuasi beberapa hari lalu.
Dokumen itu antara lain berbagai buku pemahaman dan perpaduan agama, compact disc (CD) lagu Mars Eks Gafatar, dan banyak dokumen lain.
"Rompi anti peluru kita temukan bersama rekan-rekan dari Polresta secara tidak sengaja. Saat evakuasi, warga eks Gafatar ini mengatakan ada keluarga mereka yang masih ketinggalan. Lalu saat kita menyisir kembali dan mencari keluarganya ini, di situlah kita temukan dalam rumah kontrakan ada rompi anti peluru," papar Mukhlis.
Di tengah proses evakuasi eks Gafatar dari Kalbar dan Kalteng, mantan Ketum Gafatar, Mahful Muis Tumanurung, kembali muncul ke hadapan publik. Setelah menggelar jumpa pers di Kantor YLBI Jakarta, kini ia mendatangi Kejaksaan Agung (Kejagung).
Sekali lagi, ia menepis Gafatar sebagai metamorfosis dari Al Qiyadah Al Islamiyah yang dipimpin Ahmad Musadeq. "Kalau misalnya metamorfosis kan sejenis dari ulat ke kepompong dan kupu-kupu. Ini kan enggak," ujar Mahful usai bertemu Jaksa Agung Muda Intelijen Kejagung, Adi Toegarisman, di Kejagung, Jl Sultan Hasanuddin, Jakarta Selatan.
Mahful datang didampingi Alvon Kurnia Palma dari YLBHI. Pada kesempatan itu, Mahful meminta pengikutnya dikembalikan ke Kalimantan. "Harapan kami supaya Tim Pakem bisa mengambil sikap yang bijak dan adil sehinggga teman-teman bisa kembali ke hidupnya yang sudah terampas masa depannya di Kalimantan. Syukur-syukur kita bisa dikembalikan ke Kalimantan," katanya.
Tim Pakem adalah Tim Pengawasan Aliran Kepercayaan dan Keagamaan dalam Masyarakat. Tim ini beranggotakan Kejagung, Kemendagri, Kemenag, Kemendikbud, TNI, Polri, BIN, dan Forum Kerukunan Antarumat Beragama (FKUB).
Mahful menyerahkan kepada pemerintah jika diizinkan kembali ke Kalimantan. Sebab harta mereka yang bergerak dan tidak bergerak masih ada sana dan dia minta dikembalikan. Namun dia menegaskan Gafatar sudah bubar pada 2015. (hdi/tribunnews.com/dtc/okz)