Gerakan Fajar Nusantara
Buku-buku Ini Ditemukan di Rumah Eks Gafatar, Kapolda Kalbar Takut Membacanya
Di antara buku itu ada yang bergambar sampul berbagai simbol keagamaan.
Penulis: Muhammad Fauzi | Editor: Arief
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KAYONG UTARA - Bupati Kayong Utara, Hildi Hamid mengungkapkan temuan buku-buku yang diduga menjadi sumber ajaran Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).
Hildi mengatakan, buku-buku itu ditemukan stafnya yang beberapa waktu lalu melakukan penggeledahan di satu rumah kontrakan warga eks Gafatar di Jl Tanjungpura, Kecamatan Sukadana, Kayong Utara, Kalimantan Barat, belum lama ini.
"Iya ini berbagai judul buku-buku yang dimiliki oleh Gafatar, dan berhasil kita temukan," kata Hildi di Kayong Utara, Jumat (22/1/2016) lalu.
Buku-buku ini antara lain berjudul "Teologi Abraham" yang berisikan tentang membangun kesatuan iman Yahudi, Kristen dan Islam, karangan Mahful M Hawary.
Ada pula buku berjudul "Kewajiban Menghormati Hari "Ketujuh" (Sabath)", "Kerajaan Allah" karya Abdussamad Messi dan "Memahami dan Menyikapi Tradisi Tuhan".
Di antara buku itu ada yang bergambar sampul berbagai simbol keagamaan.
Kapolda Kalimantan Barat (Kalbar), Brigjen Arief Sulistyanto, mengatakan, buku-buku itu sebainya tidak dibaca oleh orang yang memiliki pemahaman dangkal dalam agama yang dianut.
Sebab ditakutkan, akan mempengaruhi pemahaman si pembaca sehingga bisa saja si pembaca mengikuti aliran yang sesat tersebut. "Saya takut membaca karena takut justru ikut terbawa dalam pengaruhnya," tutur Kapolda.
Menurut Arief Sulistyanto dirinya tidak melarang warga untuk datang, sekalipun warga tersebut adalah eks Gafatar. Namun harus sesuai aturan dan dapat berbaur dengan masyarakat lainnya.