Gerakan Fajar Nusantara
Warga Eks Gafatar Dipulangkan Pakai Lion Air
Saya ya bingung, mau pulang ke daerah asal gimana, harta benda kami sudah di Anjongan, di Jakarta sudah nggak punya apa-apa lagi
Penulis: Tito Ramadhani | Editor: Arief
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Sedikitnya sepuluh truk Bekangdam XII/ Tanjungpura mengangkut para pengungsi menuju Bandara Supadio Pontianak, untuk diterbangkan ke daerah asalnya masing-masing, Sabtu (23/1/2016).
Menurut data yang diberikan Kesbangpol Kalbar, penerbangan terbagi dengan tujuan Pontianak-Jakarta pada pukul 03.00 WIB, 04.00 dan 04.15.
Sementara untuk penerbangan Pontianak-Semarang pada pukul 21.30, 22.40, 23.55 dan untuk penerbangan Pontianak-Surabaya pada pukul 23.15, 00.30, 05.15.
Satu di antara warga eks Gafatar dari Anjongan, Herman mengaku bingung atas kebijakan pemerintah memulangkannya ke daerah asal. Ia mengakui, yang menjadi kebimbangannya adalah aset-aset yang ada di Anjongan, yang kini tak tahu keadaannya.
"Saya ya bingung, mau pulang ke daerah asal gimana, harta benda kami sudah di Anjongan, di Jakarta sudah nggak punya apa-apa lagi," ujarnya, Jumat (22/1/2016).
Untuk kembali ke daerah, ia sama sekali belum siap. Jika sebelumnya selama dua bulan di Anjongan ia mengontrak, namun telah membeli lahan yang jika ditinggal begitu saja, menurutnya akan sia-sia saja usaha bercocok tanamnya selama ini.
"Bingung juga, di sana juga sudah ndak ada tempat lagi,"pungkas nya
Kepala penerangan Kodam XII/ Tanjungpura, Kolonel Infanteri Muklis menegaskan, tidak hanya menggunakan truk dari Bekangdam, proses evakuasi warga ke bandara juga menggunakan bus Polda Kalbar dan pemerintah daerah.
"Informasi yang kami terima, ada sembilan flight dari Lion Air yang akan membawa para pengungsi ini ke tempat asalnya. Dengan tujuan ke Solo, Jakarta dan Surabaya," ungkapnya
Ditegaskannya, jika ada keengganan warga untuk mendaftar dan memilih untuk tidak dipulangkan, pihaknya tidak dapat menurutinya. Petugas akan tetap melaksanakan perintah yang telah ditetapkan, memulangkan mereka.
"Kita tetap tidak akan menuruti, tetap mendaftar dan tetap harus kami laksanakan. Ini semua kan dalam rangka menjaga keamanan mereka juga, tidak bermaksud apa-apa. Tadi ibu menteri juga sudah sampaikan, semua yang dilakukan pemerintah ini demi melindungi seluruh warga negara Indonesia, tidak ada alternatif lain," tegasnya.