Kecelakaan Longboat di Perairan Kubu

BREAKING NEWS: Keluarga Korban Sesalkan Longboat Tanpa Dilengkapi Pelampung

Namun ia mengatakan selama ini memang sarana transportasi air ke Padang Tikar tidak dilengkapi dengan perlengkapan safety.

Penulis: Tri Pandito Wibowo | Editor: Arief
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/DESTRIADI YUNAS JUMASANI
Warga bahu membahu mengevakuasi longboat di Perairan Olak-olak Pinang, Tanjung Antu, Sungai Kubu di Desa Kampung Baru, Kecamatan Kubu, Kabupaten Kubu Raya, Minggu (13/12/2015) pukul 12.30 WIB. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KUBU RAYA - Kesedihan mendalam dirasakan sanak keluarga korban meninggal akibat kecelakaan longboat Olak-olak Pinang, Tanjung Antu, Sungai Kubu di Desa Kampung Baru, Kecamatan Kubu, Kabupaten Kubu Raya, Minggu (13/12/2015).

Hingga saat ini dari 28 korban yang sudah ditemukan, empat korban kecelakaan meninggal dunia. Empat korban tersebut adalah Nurimah (54), Siti Kamalia (25) beserta sang anak laki-laki bernama Hazwan, dan Sahara (40).

Kebanyakan korban kecelakaan longboat ini berasal dari Padang Tikar, korban yang selamat berhasil dievakuasi ke Puskesmas Rasau Jaya dan dirujuk ke beberapa rumah sakit seperti RS terdekat yaitu RS TNI AU.

Iskandar (36) yang merupakan sepupu Nurimah termasuk yang merasa kehilangan. Ia mengaku sepupunya Nurimah memang baru pertama kalinya menggunakan longboat.

Sebelumnya, kata Iskandar yang merupakan seorang guru ini, Nurimah lebih memilih sarana lain. Namun ia tidak menyalahkan siapa pun lantaran menyadari bahwa semua takdir.

Namun ia mengatakan selama ini memang sarana transportasi air ke Padang Tikar tidak dilengkapi dengan perlengkapan safety.

"Kita tidak menyalahkan karena sudah takdir tetapi semua penumpang ada diantaranya tidak bisa berenang. Jadi harusnya disiapkan pelampung, apalagi ada anak-anak juga," kata Rostinah (32), istri Iskandar.

"Memang meninggal bisa di mana saja tetapi jika bisa dihindari (karena kecerobohan) alangkah lebih baik. Ada beberapa sarana yang biasa digunakan masyarakat sana, seperti speedboat dan ekspress tetapi belum ada yang menggunakan pengaman," ujarnya .

Rostinah mengatakan sebagai keluarga dan tetangga ia merasa begitu kehilangan. Ia mengaku hal yang paling diingat adalah sosok Nurimah yang ramah.

Dijelaskan Rostinah, Nurimah berangkat menggunakan longboat untuk menemani sang suami yang akan berobat. Namun apa hendak dikata, Nurimah menemui ajalnya terlebih dahulu.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved