Hingga November, 62 Kasus DBD Terjadi di Sekadau
Ia menuturkan pada 2015 yakni sampai November data sementara yang diperoleh oleh Diskes Sekadau untuk kasus DBD sebanyak 62 kasus
Penulis: Rivaldi Ade Musliadi | Editor: Arief
TRIBUPONTIANAK.CO.ID, SEKADAU - Pemkab Sekadau mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), karena sudah masuk musim penghujan.
Hal tersebut dikatakan oleh Kepala Dinas Kesehatan melalui Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Kabupaten Sekadau, Slamet MM Kes, yang ditemui Tribunpontianak.co.id di ruang kerjanya pada Senin (23/11/2015).
Ia menuturkan pada 2015 yakni sampai November data sementara yang diperoleh oleh Diskes Sekadau untuk kasus DBD sebanyak 62 kasus. "Itu data sementara, untuk bulan ini (November) ada 4 kasus," ujar Slamet.
Slamet menejelaskan, pada 2015 belum ada peningkatan kasus DBD. Hal itu jelas berbanding terbalik pada 2014. "Tahun sebelumnya kita menangani sebanyak 453 kasus, itu masuk Kejadian Luar Biasa (KLB)," imbuhnya.
Tidak hanya di Sekadau, KLB yang terjadi pada 2014 menimpa seluruh kabupaten di Kalimantan Barat. Selain itu, Slamet juga menuturkan kasus DBD yang ditangani Diskes Sekadau selama 7 tahun terakhir, yakni dari 2009-2015 adalah sebanyak 681. Dua di antara pasiennya meninggal dunia, yakni pada KLB yang terjadi 2014 silam.
"Pada 2014 lalu ada 2 yang meninggal, itu karena sudah terlambat penangannya. Yang kita ketahui bahwa passion tersebut terlambat di bawa kerumah sakit," ungkapnya. Untuk itu, ia berharap, kasus kematan akibat DBD tidak terjadi lagi untuk kedepannya.
Pihaknya juga terus menekan angka DBD di kabupaten Sekadau dengan cara memebrikan sosialisasi kepada masyarakat untuk hidup sehat, dan waspada pada musim penghujan.
Adapaun upaya-upaya yang dilakukan diskes yakni, mengimbau kepada setiap kepala puskesmas untuk melakukan dan meningkatan pengamatan kasus DBD.
"Dan apabila menemukan kasus DBD dengan segera untuk dilakukan penyelidikan epidemiologis, dan segera melaporkan ke diskes dalam waktu 1 x 24 jam," tutur Slamet.