Nasdem Sesalkan Tindakan Sekelompok WNI Pelopori Pengadilan Rakyat Internasional di Belanda
Sebaiknya semua komponen bangsa, tidak lagi membicarakan masalah PKI.
Penulis: Sahirul Hakim | Editor: Arief
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Di Kota Den Haag Belanda, sedang berlangsung Pengadilan Rakyat Internasional terkait peristiwa tahun 1965, yang dipelopori atau diinisiasi oleh sekelompok kecil warga Indonesia berada di sana.
Mereka bermaksud menghakimi Pemerintah Indonesia, atau tokoh-tokoh tertentu Indonesia yang mereka anggap bertanggung jawab atas terjadi peristiwa 1965-1966 sebagai sebuah tindakan pelanggaran HAM berat.
Hal ini membuat anggota DPR RI Fraksi Partai Nasdem, Syarif Abdullah Alkadrie, merasa perlu angkat bicara. Ia meminta pemerintah Indonesia untuk menangkap sekelompok warga Indonesia, sudah membuat opini yang memutar balikkan fakta sebenarnya.
"Seolah-olah negara dan rakyat Indonesia yang salah. Padahal fakta sebenarnya adalah, PKI merupakan pelaku tindakan-tindak di luar kemanusian," ujar Syarif Abdullah kepada Tribunpontianak.co.id, Kamis (12/11/2015).
Menurut Abdullah, sejak kurun waktu sebelum tahun 1965 sampai pada puncak di tahun 1965, yang banyak merenggut nyawa putra terbaik bangsa. Akibat tindakan ketidakmanusiawi dari PKI itu sendiri.
"Sebaiknya semua komponen bangsa, tidak lagi membicarakan masalah PKI. Tapi bagaimana ke depannya, harus dibangun oleh seluruh anak bangsa dalam rangka menjadikan Indonesia sebagai negara yang disegani oleh bangsa-bangsa lainnya," jelasnya.
Nasdem sangat menghargai dan menghormati prinsip-prinsip HAM. Tapi kata Syarif Abdullah, Nasdem menginginkan praktik-praktik penghormatan dan perlindungan HAM terus dijaga, karena ini merupakan amanah konstitusi.
"Namun melihat apa yang dilakukan oleh sekelompok kecil warga Indonesia di Kota Den Haag, yang mempelopori lahirnya apa yang dinamakan sebagai Pengadilan Rakyat Internasional untuk mengusut peristiwa tahun 1965-1966, kami (Nasdem) sangat menyesalkan tindakan-tindakan ini, dan mengkritik keras apa yang dilakukan sekelompok kecil anak bangsa ini," ucapnya.
Sebab tindakan tersebut, merupakan tindakan sepihak yang menyakitkan bagi semua anak bangsa di negeri ini. Juga merupakan upaya mempermalukan negaranya sendiri di mata negara-negara lain.
"Di saat semua komponen bangsa berusaha sekuat tenaga, bahu membahu dan bekerja keras, menaikan citra dan harkat martabat bangsa. Namun beberapa kelompok kecil, justru melakukan sebaliknya," ungkapnya.