Oknum Guru Sintang ini Diduga Menganiaya Siswanya Pakai High Heels
Dari saksi yang mengatakan siswa tersebut dilempar pakai hak sepatu. Tapi ada juga mengatakan dipukul dari dekat.
Penulis: Zulkifli | Editor: Mirna Tribun
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,SINTANG - Pada Kamis (8/10/2015) lalu, Siswa kelas XI IPS SMAN 2 sedang tidak ada jam belajar. Lantas kemudian mereka mengisi kegiatan, dengan bermain bola takraw di lapangan sekolah.
Sementara diwaktu, yang bersamaan anak-anak kelas X, yang berada diseberang lapangan sekolah, diketahui sedang ,melaksanakan ujian sekolah. Guru yang bersangkutan, pada saat itu sedang mengawasi proses ujian. Mereka kelas x ini kemudian merasa terganggu dengan beberapa anak yang bermain takraw tersebut.
“Jadi merasa ndak tenang mereka. Karena ribut,” ujarnya.
Guru yang bersangkutan lanjutnya, kemudian menegur beberapa anak yang bermain sepak takraw tersebut. “Jangan ribut katanya,” ujar Kepsek menirukan Guru tersebut.
Namun peringatan guru ini tidak digubris, oleh beberapa murid tersebut. Diduga ini memicu kekesalan dari guru yang bersangkutan, dan mencoba meminta bola tersebut. Namun siswa ini melempar bola itu ke temanya yang berada di dalam kelas.
Ketika guru tersebut masuk dan hendak mengambil, bolanya dilempar lagi keluar. “Mungkin guru ini merasa diolok-olok siswa ini kan,” ungkapnya.
Pada saat itu guru tersebut melihat siswa tersebut sembunyi dibawah meja kelas. Diduga pada saat itula terjadi tindak kekerasan. Dari saksi yang mengatakan siswa tersebut dilempar pakai hak sepatu. Tapi ada juga mengatakan dipukul dari dekat. Hanya saja saat diperiksa guru BK tidak ada memar atau luka yang berbekas di tubuh siswa tersebut.
“Kita ndak paham juga ranahnya penganiayaan itu seperti apa. Tapi menurut kita saat itu tidak terjadi sampai berdarah-darahlah. Kalau penganiayaan itu mungkin dipukul atau ditendang-tendang,” ungkapnya.
Hingga saat ini, ia memastikan guru yang bersangkutan tetap menjalankan tugas sebagaimana mestinya. Kebetulan ia juga panitia ujian sekolah. Sementara siswa tersebut juga tetap bersekolah.
“Saya katakan dengan kejadian jangan sampai tidak bersekolah. Dan diharapkan persoalan dapat tetap diselesaikan secara kekeluargaan agar tidak ada pihak yang dirugikan,” tukasnya.
Ananias selaku Kepala Sekolah SMAN 2 Sintang menuturkan pihaknya memang menyayangkan terjadinya peristiwa tersebut. Terlepas dari siapa yang benar, pihaknya sudah mengupayakan mempertemukan guru yang bersangkutan dengan orang tua atau murid yang bersangkutan.