Liputan Khusus

Pengelola Pastikan Dualisme Undar Selesai Desember

Kita di sini hanya memfasilitasi saja. Kegiatan perkuliahan kita laksanakan dengan mengundang dosen-dosen dari Pontianak.

Penulis: Madrosid | Editor: Arief
NET
Universitas Darul Ulum 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MEMPAWAH - Menanggapi kekhawatiran mahasiswa, Ketua Kelompok Belajar Undar Jombang Kalbar, Deni Akramul Hakim, menegaskan aktivitas perkuliahan di Desa Bakau Kecil ini, legal. Menurutnya, apa yang dilakukan bukanlah kelas jauh, melainkan kuliah di luar domisili.

"Pelaksanaan kegiatan perkuliahan ini tidak ada masalah. Ini sesuai dengan PP Nomor 17 Tahun 2010, tentang Pelaksanaan Kuliah di Luar Domisili. Memang kalau untuk kegiatan kuliah kelas jauh, tidak diperbolehkan," tegas Deni.

Penonaktifan Undar oleh Menristekdikti menurutnya juga tidak masalah. "Penonaktifan kampus ini hanya karena terjadinya dualisme di internal kampus. Di mana dua anak dari dua istri pemilik kampus ini sama-sama menginginkan kepemilikannya. Namun, hal ini sudah selesai. Keduanya sudah islah. Desember 2015 ini sudah clear," paparnya.

Ia pun meminta pembaca dan publik harus jeli untuk mencermati penonaktifan Undar saat ini. Menurutnya, ada yang dinonaktifkan karena memang abal-abal, ada juga yang dinonaktifkan karena terjadi dualisme seperti di Undar.

"Nah, inilah yang saat ini terjadi pada Kampus Undar ini. Bukan karena abal-abal, sehingga semuanya bisa diperbaiki. Tidak mungkin, pihak kampus akan membiarkan ini nonaktif begitu saja. Sebab, kampus ini sudah berdiri sejak 1940 silam," jelasnya.

Menurut Deni, awal kehadiran kampus Undar di Mempawah karena melihat banyaknya masyarakat tidak mampu, yang tidak bisa mengenyam pendidikan di universitas, lantaran keterbatasn ekonomi.

Mereka harus ke luar kota untuk mendapatkannya. "Untuk itu, saya terketuk dan ingin menghadirkan kegiatan perkuliahan di sini tanpa harus keluar daerah dan dengan biaya relatif murah. Akhir 2011, mulai kita masuk dengan memperkenalkan seluruh dosen serta rektornya ke jajaran pemerintah daerah. Waktu itu pertemuan kita ini dipimpin Pak Sekda. Saat ini jadi Wakil Bupati," terangnya.

Sejak itu, kegiatan perkuliahan di luar domisi Undar di Mempawah berjalan terus. Kelasnya memakai ruangan SD Negeri 8 Bakau Kecil dan SMA Muhammadiah. Deni menyebut, biaya kuliah juga relatif murah. (Baca Juga: Undar Dinonaktifkan, 70 Mahasiswanya di Mempawah Khawatir)

Per semesternya Rp 1,5 juta, sehingga total untuk seluruh kegiatan perkuliahan hanya 20 juta. "Kita di sini hanya memfasilitasi saja. Kegiatan perkuliahan kita laksanakan dengan mengundang dosen-dosen dari Pontianak. Pada waktu tertentu, langsung kita datangkan dari Jombang," tuturnya.

Deni menyebut total mahasiswa saat ini mencapai 70 orang. Mereka sudah memasuki semester 7. Pihak pengurus menurutnya sengaja hanya membuka pendaftaran pada Tahun Ajaran 2011/2012. (Baca Juga: Undar di Mempawah, Kelas Jauh atau Bukan?)

"Kegiatan kuliah saat ini sudah tidak ada karena tinggal penyusunan skripsi. Kita memang tidak membuka lagi pendaftaran untuk mahasiswa baru. Sebab, kita merencanakan akan membuka kampus Muhammadiyah tahun ini," katanya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved