Darurat Asap

Tak Ada Alat, Kadar ISPU Di Ketapang Cuma Di Kira-Kira

Kita berharap bisa memiliki alat pendeteksi kwalitas udara

Penulis: Subandi | Editor: Galih Nofrio Nanda
TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI
Seorang anak bermain dibawah Jembatan Kapuas I yang terlihat tidak jelas akibat kabut asap, Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis (17/9/2015) pukul 10.30 WIB. Pekatnya kabut asap membuat arus lalu lintas di Sungai Kapuas menjadi berbahaya, terlebih bagi kapal tongkang besar yang akan melintas di bawah jembatan tersebut. 



TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KETAPANG
  - Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Ketapang, Sukirno sangat mendambakan bisa memiliki alat pendeteksi Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU). Menurutnya alat tersebut sangat dibutuhkan karena penting bagi Ketapang.

“Kita berharap bisa memiliki alat pendeteksi kwalitas udara. Karena sangat untuk mendeteksi kwalitas udara di Ketapang,” katanya kepada wartawan di Ketapang, Minggu (20/9/2015).

Ia menjelaskan saat kemarau di Ketapang selalu dilanda kabut asap. Lantaran sering terjadi pembakaran hutan dan lahan atau asap kiriman dari daerah lain. “Alat itu penting karena kita sering dilanda bencana kabut asap,” ungkapnya.

Menurutnya selama ini pihaknya hanya mengira-gira kwalitas udara jika terjadi kabut asap. Bahkan untuk menentukan kadar asap apakah berbahaya atau tidak juga hanya dikira-kira. Seharusnya KLH bisa memastikan kadar asap hal tersebut.

Ia mencontohkan saat terjadi kabut asap dan ketika sekolah-sekolah ingin mengetahui apakah kadar asap sudah berbahaya bagi anak-anak. Sering kali dinas terkait meminta informasi kepada pihaknya apakah sekolah harus diliburkan atau tidak.

“Selama ini kita hanya mengikira-kira saja menentukan kwalitas udara. Bahkan kita tak bisa menentukan kwalitas udara berbahaya atau tidak agar sekolah diliburkan,” tuturnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved