Deputi Bank BI Kunjungi 692 Napi di Lapas kelas II A Pontianak

"Beberapa program yang kaitanya dengan Bank Indonesia meliputi program pembuatan keset kaki, tikar kayu, pembuatan pupuk, pembuatan panganan ringan."

Penulis: Hamdan Darsani | Editor: Mirna Tribun
zoom-inlihat foto Deputi Bank BI Kunjungi 692 Napi di Lapas kelas II A Pontianak
Net
Ilustrasi

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,KUBU RAYA - Deputi Gubernur Bank Indonesia Hendar mengatakan Bank Indonesia mempunyai program brekaitan dengan aksi sosial yang diarahkan dalam pengendalian inflasi dengan membentuk cluster ketahanan pangan, Namun juga terdapat program-program yang dibentuk tidak ada hubungannya dengan pengendalian inflasi tetapi membantuk kesejahteraan masyarakat.

"Ini merupakan salah satu wujud dari kepedulian Bank Indonesia kepada masyarakat antara lain dengan melakukan kerja sama dengan Lapas kelas IIA Pontianak, "ujarnya saat melakukan kunjungna ke Lapas kelas II A Pontianak Jl Adisucipto Kubu Raya, Kamis (16/4/2015)

Ia mengatakan alasan terjalinya kerjasama antara Bank Indonesia dengan Lapas setidaknya bisa membantu menyiapkan para penghuni lapas telah keluar punya kemampuan dan keahlian dalam menjalankan aktivitas usaha.

"Mungkin Bank Indonesia tidak bisa membantu secara penuh namun paling tidak kita mampu melakukan fasilitasi dahulu dalam bentu peralatan sesuai dengan bidang usaha yang telah dipelajari," ucapnya.

Ia mengatakan dalam kaitannya dengan membangun semangat wirausaha di dalam kita launchingkan program pelatihan inkubator bisnis untuk menghasilkan tenaga-tenaga handal bisa bergerak di dunia usaha.

"Kita mengharapkan program yang sudah ada sekarang dapat berjalan dengan baik. nanti jika kedepan kembali ada ruang bagi kita untuk membantu kita akan berikan dukungan," ujarnya

Sementera itu, Kepala Lapas Kelas IIA Pontianak Sunarto mengatakan kegiatan-kegiatan keterampilan yang diberikan oleh BI kepada penghuni lapas diharapkan bisa menciptakan pekerjaan bukan mencari pekerjaan dan yang paling penting tidak kembali terjebak kepada tindakan kejahatan yang dilakukan sebelumnya.

"Beberapa program yang kaitanya dengan Bank Indonesia meliputi program pembuatan keset kaki, tikar kayu, pembuatan pupuk, pembuatan panganan ringan seperti kripik, aloevera dan manisan dan pembuatan sandal hotel," katanya.

Selain itu, ke depan juga akan kita kembangkan untuk pengolahan kue dan keterampilan menjahit. "Saya berkeinginan kedepan terdapat rumah singgah yang akan kita buka gray-gray sehingga hasil produksi didalam dapat kita pasatkan didalam rumah singgah dan juga bisa dijadikan sebagai open camp bagi para tahanan yang telah menjali 2/3 masa tahanan dan sedang dalam proses pembebasan bersyarat," tambahnya.

Dikatakanya, jumlah penghuni lapas saat ini berjumlah 692 orang meliputi tahanan wanita sebanyak 47 orang dan tahanan pria sebanyak 645 orang. 

Diterapkan Secara Nasional

Kakanwil Kemenkum HAM Kalbar, Maroloan Jonnis Baringbing mengatakan kerjasama yang telah kita lakukan setahun belakangan oleh pihak Bank Indonesia di Pontianak dengan Kepala Lapas kelas IIA Pontianak sekitar Februari lalu.

"Dari hasil kerjsa sama tersebut rupanya dilihat ditingkat pusat baik dari Pihak Bank Indonesia maupun DirjenPemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia disambut cukup baik baik dilihat dari warga binaan maupun program pemerintah secara keseluruhan," ujarnya.

Ia mengatakan saat ini kerjsa serupa sudah menjadi proyek secara nasional, kerja sama di pusat antara Dirjen Permayarakatan dengan Bank Indonesia dan sudah diperintahkan untuk diterapkan di 476 lapas seluruh Indonesia.

"Lapas IIA Pontianak merupakan embrionya ada disini hingga dikembangkan secara nasional secara keseluruhan. Mudah-mudahan kedepan ada tindak lanjut mengenai program berikutnya yang akan diterapkan kepada para Napi di dalam lapas," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved