GL Klasik Aliran Japs Style

Motor tua ini saya modifikasi supaya saya selalu bisa mengingat almarhum bapak.

Penulis: Mirna | Editor: Jamadin
Leo Prima
Bambang bersama motor kesayangannya 

GAYA motor berkesan klasik masih terus menyihir kalangan bikers hingga modifikator. Mulai dari motor lawas hingga keluaran terbaru, tidak sedikit direstorasi hingga beraliran retro. Yang membedakan mereka adalah konsep awal atau ide dan filosofi yang menginspirasi lahirnya modifikasi.

Dasar filosofi juga menjadi pencetus lahirnya modifikasi pada besutan Bambang Hermawan. Honda GL lansiran 1988 miliknya dipermak dalam bentuk aliran Japs atau dikenal JAP style.
Tak tanggung-tanggung, untuk mewujudkan impiannya, ia rela merogoh kocek yang dalam. Sekitar Rp 9 juta lebih, ia harus mengeluarkan bujet untuk modifikasi motor tuanya itu.

"Motor tua ini saya modifikasi supaya saya selalu bisa mengingat almarhum bapak. Jadi ketika saya memandangi dan menunggangi motor ini selalu teringat ayah saya. Saya tak peduli berapa banyak biaya yang dikeluarkan. Yang terpenting kepuasan didapatkan melebihi segalanya," tutur Bambang, biker yang tergabung dalam Black Jack Community, Jumat (1/8/2014).

Untuk merealisasikan keinginannya, ia harus melakukan beberapa langkah. Pertama, ia harus rela memangkas bagian buntut dan membuatnya dengan model lancip. Ini dilakukan agar memuluskan langkah menyulap kuda besinya dalam gaya Japs.

Selanjutnya, ia pilih tangki yang sesuai dengan konsep penggarapan motor. Lalu dipilihlah penampung bahan bakar kepunyaan Honda CB. Menurutnya tangki yang dipilih bukan sembarang dipilih, CB diniliai punya model yang unik yakni dengan tutup tangki di samping kanan. Dan tampilannyapun lebih klasik.

Kaki-kaki pun butuh penyesuaian dengan reformasi di sektor rangka dan tangki. Pada bagian ini Bambang menginginkan motor tampil kekar. Pada pelek, Bambang memakai merek Champ dengan ukuran 17 inchi. "Pelak tersebut saya sesuakan dengan bannya. Untuk ban, saya pilih merek FDR. Di mana depannya 130/17 dan belakang 100/17)," tambahnya.

Terakhir, ternyata Bambang bukanlah speed freak, pria yang satu ini tetap membiarkan mesin dalam kondisi standar. Supanya lebih klasik, warna dasar motor yakni merah diberikannya sentuhan putih. (Tribun Cetak).

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved