Tak Pernah Korupsi Waktu
Kalau saya latihannya tidak benar, kadang ibu juga selalu nasehati. Ibu adalah pelatih kedua saya
CELYNE Pratiwi adalah satu di antara atlet muda Kalbar yang berprestasi. Di usianya yang menginjak 16 tahun, gadis kelahiran 16 Juli 1998 ini telah banyak meraih prestasi di berbagai kejuaraan, baik tingkat daerah maupun nasional. Sudah 50 lebih penghargaan yang berhasil disabetnya.
Olahraga renang merupakan olahraga yang sudah menjadi hobinya sejak kecil. Siswi kelas 2 SMA Bina Mulya ini, hampir menyapu bersih emas dari nomor yang diperlombakan dalam Porprov 2014 lalu. Delapan emas mampu diraihnya lewat beberapa nomor, yaitu 100 m (gaya kupu-kupu, punggung, bebas), 200 m (gaya kupu-kupu,punggung, bebas), 400 m (gaya bebas) dan 800 m (gaya bebas).
"Bagi saya menang kalah dalam perlombaan itu sudah biasa. Yang terpenting adalah kita selalu sportif dan total mengerahkan seluruh kemampuan yang dimiliki pada setiap perlombaan," ujar anak bungsu dari pasangan Wahyu Wibowo dan Gusti Warnida Sari ini, saat ditemui di kolam JC Oevang Oeray, Rabu (2/7/2014).
Sejak umurnya 8 tahun, ia sudah menggeluti dunia renang. Dan mengikuti kelas di sebuah klub renang. Sempat 3 tahun dirinya tergabung dalam club Tirta Khatulistiwa asuhan oleh almarhum Benny Listiwa. Kemudian ia pindah ke Bahari Swimming Club yang dilatih oleh Barato Barasila.
"Saya banyak belajar di sini. Tadinya hanya bisa satu gaya, sekarang gaya apapun sudah saya kuasai. Butuh kesabaran dan latihan yang tekun untuk mempelajarinya," tambahnya.
Ia membeberkan, untuk menjadi atlet berprestasi dibutuhkan disiplin dalam latihan. "Pelatih biasanya memberikan program pada setiap latihan yaitu dalam sehari harus tiga jam latihan. Walaupun pelatih hanya dari jauh mengawasi. Saya tidak pernah korupsi waktu. Saya selalu disiplin dalam latihan. Tidak pernah korupsi waktu," ujarnya sambil tersenyum.
Di saat ia latihan, sang ibu tercinta selalu dengan setia menemaninya. Bahkan turut serta mengawasinya. "Kalau saya latihannya tidak benar, kadang ibu juga selalu nasehati. Ibu adalah pelatih kedua saya," imbuhnya.
Ia hampir tak pernah absen berlatih. Meskipun berpuasa, ia tetap menjalankan rutinitasnya sehari-hari. "Bulan puasa atau tidak, sama saja. Mesti latihan terus. Apalagi saya sekarang mempersiapkan diri untuk mengikuti Pon Remaja di tahun ini. Jadi mesti latihan terus. Untuk bulan puasa, pelatih memberikan kelonggaran. Waktunya dikurangi satu setengah jam," tuturnya.
Berenang di atas air baginya bukan hanya sekedar menggerakan kedua tangan dan kaki. Ada beberapa teknik penting yang harus dikuasai. Di antaranya tarikan tangan harus benar, gerakan kaki harus seimbang dengan tangan dan kekuatan tangan juga dapat mempengaruhi kecepatan seseorang berenang.
Menurutnya, semua teknik itu harus dikuasai oleh seorang atlet renang. Mereka yang tercepat akan menjadi sang jawara.
Kunci sukses Celyne menjadi seorang atlet renang diutarakannya berkat kerja keras dan sifatnya yang tidak mudah menyerah dengan keadaan. Serta tidak lupa berdoa dan yakin pada diri sendiri. (Tribun Cetak)