Sispala Genta Terpesona dengan Keindahan Hutan Lubuk Baji
Sebelum pulang kami menyempatkan diri untuk melakukan operasi semut (membersihkan sampah sehabis kegiatan) di sekitar camp tempat kami menginap

Citizen Reporter
Petrus Kanisius | "Pit" Yayasan Palung
SISPALA Genta Melakukan Ekspedisi untuk melihat indahnya hutan Lubuk Baji dan melihat matahari terbit serta pengukuhan anggota baru. Perjalan untuk sampai kesana sekitar empat jam perjalanan.
Biasanya setiap melakukan fieldtrip di Lubuk Baji selalu menggunakan jalur pendek hanya kurang lebih 2 jam perjalanan untuk sampai. Kali ini, peserta ekspedisi menggunakan jalur yang tak biasa (jalur panjang) untuk melihat Indahnya hutan di Lubuk Baji pada 22-24/06/2014, oleh Sispala Genta sekaligus pengukuhan anggota baru.
Dihari pertama, kami melakukan kegiatan dengan membuat tenda (bivak). peserta ekspedisi tersebut diikuti oleh 25 peserta dan panitia yang terdiri dari peserta sispala Genta (Geran Pencinta Alam) angkatan ke-3, Selanjutnya diadan arahan untuk melanjutkan ekspedisi menuju Batu Bulan untuk menunggu matahari terbit.
Tepat pukul 04.00 WIB, kami dan peserta berangkat menuju Bukit Batu Bulan, sekitar setengah jam kami sampai di Batu Bulan, atau Kawasan Bukit Batu Bulan merupakan salah satu bukit batu yang berdampingan dengan Bukit Bidari.
Dari Batu Bulan yang juga berada di punggung Bukit Bidadari tersebut kawasan pertanian masyarakat Desa Sedahan yang terdiri dari masyarakat Melayu dan masyarakat Kampung Bali dan beberapa pertanian masyarakat di Sukadana tanpak terlihat indah terlihat dari Batu Bulan tersebut.
Seperti Lubuk Baji merupakan kawasan penyangga Taman Nasional Gunung Palung yang terdapat di dua Desa (Sedahan dan Pampang Harapan). Sampai saat ini wilayah Lubuk Baji belum di ketahui persis luasannya. Namun Indahnya pesona alam dan keanekaragaman hayati dan satwa menjadi salah satu daya tarik wilayah ini, saat kami dalam perjalanan, kami menjumpai berbagai tumbuh-tumbuhan seperti anggrek dan pohon besar. Selain itu, kepak sayap burung enggang sempat juga kami dengar namun sulit terlihat rupa karena tertutup oleh rapatnya dedaunan yang rimbun.
Di hari kedua, peserta sispala ditempa dengan berbagai materi, salah satunya materi tentang kepecinta alam, fisik dan mental yang selanjutnya menjadi cikal bakal para pencinta alam itu sendiri.
Pada malam harinya, peserta melakukan ekspedisi medan malam. Peserta baru diajak menyusuri jalan sesuai jalur hutan yang ditentukan tanpa menggunakan penerangan. peserta tanpak terlihat mengikuti arahan dari panitia. Selanjutnya, peserta anggota baru dikukuhkan. Dengan motto : "Satu Langkah Satu Tujuan" . Panitia terlihat sangat menyemangati anggota baru.
Anggota baru Sispala merupakan Sispala dari SMK 1 Ketapang, Selama 1 tahun peserta sispala dibentuk dan seleksi, dengan demikian mereka terseleksi dengan sendirinya, dari jumlah anggota 15 tetapi yang bertahan 2 orang untuk dikukuhkan, ujar Heriadi selaku pembina Sispala Genta.
Genta berdiri sejak 19 des 2009, pertama dibentuk dengan jumlah anggota pertama 25 orang ketika itu, anggota angkatan ke dua berjumlah 11 orang, ketiga 2 orang perintis pertama sekaligus pembina sispala. Walaupun berjumlah 2 orang tanpak terlihat semangat dan antusias dari anggota baru.
Siang hari di hari ke tiga, peserta diajak untuk menikmati sejuknya air terjun di sekitar hutan lubuk baji. Beberapa peserta mencoba uji nyali dengan melakukan refling (menuruni tebing dengan menggunakan tali panjat tebing/caramantel) dan dilanjutkan dengan permainan jaring laba-laba.
Dalam kegiatan tersebut, Saya dan Bedu Nugroho dari Yayasan Palung diajak sebagai pendamping bersama 1 orang perwakilan dari FPTI Ketapang dan 1 orang dari Sispala Care yang ikut dalam ekspedisi tersebut.
Pada Siang di hari ke tiga, kami menyudahi kegiatan. Sebelum pulang kami menyempatkan diri untuk melakukan operasi semut (membersihkan sampah sehabis kegiatan) di sekitar camp tempat kami menginap. Kegiatan tersebut berjalan sesuai dengan rencana dan harapan.