Editorial

Tugas Berat Lutfi di Tahun Politik

Luthfi pernah menjabat sebagai kepala BKPM dan Duta Besar Indonesia untuk Jepang.

Editor: Jamadin
KOMPAS.COM/Sandro Gatra
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono 

PRESIDEN Susilo Bambang Yudhoyono sudah menunjuk Muhammad Lutfi sebagai Menteri Perdagangan menggantikan Gita Wirjawan yang mengundurkan diri. Dalam keterangan pers- nya Presiden SBY mengatakan berdasarkan pengalaman serta penugasan yang berkaitan investasi dan perdagangan dan setelah melakukan fit and proper test dua hari lalu, ia yakin Lutfi mampu menggantikan Gita Wirjawan.

Jika melihat perjalanan Luthfi di birokrasi, ia bukanlah orang baru di pemerintahan. Luthfi pernah menjabat sebagai kepala BKPM dan Duta Besar Indonesia untuk Jepang.

Terlepas dari itu semua tugas Lutfi tentu saja cukup berat. Ekonom Aviliani sudah mewanti-wanti agar Lutfi menuntaskan permasalahan harga pangan. Alasan Aviliani karena pangan menjadi penyumbang utama inflasi. Aviliani menilai inflasi tahun ini akan lebih rendah dibandingkan angka inflasi di tahun 2013. Inflasi tahun lalu tinggi karena ada kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Namun demikian, sektor pangan masih menjadi penyumbang utama inflasi.

Jika dihitung, usia Kabinet Indonesia Bersatu II tinggal sembilan bulan. Satu di antara perintah Presiden SBH kepada Lutfi adalah menjaga stabilitas harga di dalam negeri dan meningkatkan ekspor. Yang tak kalah pentingnya harus berusaha sekuat tenaga agar ekspor menemukan pasar baru.

Amanat Presiden SBY sejalan dengan pengusaha-pengusaha di Kalimantan Barat. Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kalimantan Barat, Santyoso Tio, menilai pengangkatan Menteri Perdagangan baru ini positif karena tidak bermuatan politis. Santyoso mengutarakan persoalan di Kalbar yang harus menjadi perhatian Muhammad Lutfi adalah pembangunan pelabuhan impor di kawasan pedalaman.

Sedangkan bagi Ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) Kalbar, Dian Eka Muchairi, persoalan yang harus diselesaikan adalah perizinan yang berbelit-belit. Persoalan lain perlindungan pemerintah terhadap home industry masih rendah.

Pengusaha senior Ilham Sanusi yang merupakan Ketua Gabungan Pengusaha Perkebunan Indonesia Kalimantan Barat menuturkan kepentingan Kalimantan Barat terutama ekspor CPO. Ia mengatakan sampai saat ini Kalbar tak pernah tahu berapa banyak CPO yang diekspor ke luar negeri, sementara produksi lebih dari satu juta ton CPO pertahun.

Harapan pengusaha Kalbar serta tugas yang diberikan Presiden SBY kepada Muhammad Lutfi tentu saja cukup berat. Meski demikian perjalanan karir pria kelahiran Jakarta 16 Agustus 1969 dalam dunia tentu saja bisa membantu. Lulusan Purdue University, Indiana, Amerika Serikat, sukses dalam bisnis pertambangan, keuangan, dan media, bahkan merambah bisnis sepakbola bersama Erick Thohir, Wishnu Wardhana, dan Harry Zulnardy melalui bendera Mahaka Grup.

Harapan masyarakat Indonesia Muhammad Lutfi mampu membuat perekonomian Indonesia stabil di tahun politik. Sebab, politik sangat mempengaruhi perdagangan, keuangan, serta bisnis suatu negara. Tentu saja ini menjadi tugas berat bagi Lutfi dalam sembilan bulan ke depan. (tribun cetak)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved