Corps Magician Tampung Pemuda Pehobi Sulap

Namun beberapa di antara mereka tidak rela jika bubar begitu saja. "Kami mengganggap kawan yang ada sudah seperti kawan main

Penulis: Mirna | Editor: Arief
zoom-inlihat foto Corps Magician Tampung Pemuda Pehobi Sulap
ISTIMEWA
Anggota Corps Magician
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Berawal dari sebuah hobi pada dunia sulap, kemudian beberapa pemuda membentuk wadah yang menampung akan kecintaan mereka di dunia magic itu. 

Komunitas yang dibentuk tak mampu bertahan lama. Dikarenakan terjadi konfilik internal di antara mereka, akhirnya masing-masing personel mulai melepaskan diri dari keanggotaan.

Namun beberapa di antara mereka tidak rela jika bubar begitu saja. "Kami mengganggap kawan yang ada sudah seperti kawan main. Dan yang pasti kami senantiasa selalu ingin mengembangkan hobi dimiliki. Akhirnya beberapa dari personel komunitas lama sepakat membuat team baru dengan managemen baru juga. Terbentuklah Corps Magician," terang Yudhi Kurniawan, pentolan Corps Magician kepada Tribun, belum lama ini.

Komunitas baru yang diprakarsai oleh Yudhi, Jopie, Gusti, Teguh, dan Darma, lebih dikenal masyarakat dengan sebutan CM. Menurut mereka meskipun Corps Magician adalah nama yang sederhana, namun bermakna besar. 

"Artinya perkumpulan para pesulap. Tapi sebenarnya wadah yang kami bentuk bukan komunitas, ini lebih pada tim atau sering kami sebut keluarga," pungkasnya.

Mereka mengatakan, di sanalah tempat belajar dari bagaimana cara berinteraksi dengan orang lain, gimana cara berbicara dan body language ketika berhadapan dengan audiens, serta bagaimana bisa memahami karakter satu sama lain.  "Pokoknya di sini kita merasakan susah senang bersama-sama," tuturnya.

Dari nama yang dipilih, mereka masih berat untuk menambahkan atau menyelipkan unsur asal daerah tim. "Kebanyakan komunitas atau tim lain rata-rata menggunakan unsur nama daerah tim mereka, " katanya.

"Nah, kami tak berani pakai nama daerah, karena pemikiran kami, okelah kalau kami terkenal dan mempunyai citra yang baik, maka nama daerah tersebut juga ikut terkenal. Akantetapi gimana kalau citra kami buruk sehingga tidak diterima masyarakat, maka secara tidak langsung daerah kami juga ikut terkena dampak buruknya, khususnya di dunia magic," terangnya.

Banyak sudah kegiatan yang mereka lakukan sampai kini. Dimulai dari street (sulap-sulap di jalanan), ikuti kompetensi, menerima event, baksos ke panti asuhan. "Untuk baksos kami usahakan rutin 3 bulan sekali," ujarnya.  Dan sekarang kesibukan mereka yaitu mengisi acara program pada salah satu televisi swasta di Kalbar.

Jika dibandingkan dengan komunitas lainnya, mereka mengatakan setiap tim atau komunitas memiliki cirikhas dan karakter masing-masing. "Kami nggak tahu sistem di setiap team seperti apa, tapi bagi kami di sini lebih menekankan ke keluargaan bukan ke popularitas," ucapnya. 

Selingi Guyonan Saat Beraksi
Corps Magician atau dikenal CM ini memiliki trik tersendiri untuk menghibur para audiens. Mereka selalu menyelipkan guyonan atau komedi saat melakukan aksi sulap. Tak heran gelak tawa kerap mewarnai

Contohnya, mereka mengajak audiens (sukarelawan) untuk bercanda. "Kayak bilang coba cek kartunya. Siapa tahu kartunya lagi sakit. Kalau sakit tak jadi lah kamek maen sulap," pungkasnya.

Mereka bercerita, tidak semua atraksi berjalan lancar, terkadang ada yang iseng membongkar trik mereka saat bermain, namun juga berasal kesalahan dari alatnya maupun magiciannya. Adapun aksi yang pernah mereka lakukan di antaranya memakan pecahan, jalan di atas bara api, dan dilindas kendaraan.

Suatu kepuasaan tersendiri yang mereka rasakan ketika audiens terhibur melihat atraksi mereka. "Cuma dukanya kami pernah dihina dan juga pernah pas ngisi acara jobnya enggak dibayar. Namun kami tidak mempersoalkannya dan menikmati semua apa yang telah dijalani," ucapnya.

Dari segi kostum dan tata rias, mereka sangat memperhatikannya. Menurut mereka penampilan penting untuk diperhatikan. "Kostum kami sama seperti magician seluruh dunia yaitu diidentik warna hitam, tapi kami lebih khususkan ke kemeja lengan panjang dan blezer," tuturnya.

Sedangkan make up atau tata rias, mereka hanya mempoles sekadarnya. "Make up kami enggak menor. Sebab kami juga dalam proses memperbaiki image magic kepada masyarakat. Kebanyakan masyarkat berfikir magic itu ilmu sihir, apa lagi kalau kita di make up yang seram-seram. Jadi riasan kami lebih ke natural dan masih sopan," pungkasnya. (mir/tribun pontianak cetak)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved