LFO Galang Dana Bantu Sesama

Grup informal kemanusiaan ini awalnya berdiri dari kota Makassar. Dan menyebar di seluruh Indonesia hingga Pontianak.

Penulis: Mirna | Editor: Arief
zoom-inlihat foto LFO Galang Dana Bantu Sesama
ISTIMEWA
Kegiatan LFO di Panti Asuhan Bahtera Jl Khatulistiwa, beberapa waktu lalu.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Love For Others (LFO) merupakan suatu grup kemanusiaan yang berdiri pada 24 Februari 2011. Digawangi oleh beberapa anak muda yang peduli akan lingkungan sekitarnya. Membantu sesama yang sangat membutuhkan pertolongan, yakni tanpa memandang suku, agama, atau ras.

"Grup informal kemanusiaan ini awalnya berdiri dari kota Makassar. Dan menyebar di seluruh Indonesia hingga Pontianak. Kami tidak memiliki kantor resmi. Koneksi antarmember hanya sharing media komunikasi lewat BBM, sms, telepon, facebook,dan lain-lain," terang Hendri, Koordinator LFO Pontianak.

Ia menambahkan, banyak saudara-saudara kita yang hidup miskin dan mendapatkan penyakit kritis yang bertahun-tahun dan kemudian tidak bisa berobat. Karena faktor ekonomi keluarga mereka yang terbatas. Dengan penggalangan dana yang mereka lakukan, mereka mencoba membantu meringankan biaya yang dibutuhkan.

"Ya, pengalangan dana untuk membantu setiap klien (orang yang membutuhkan uluran tangan) karena kondisi penyakitnya. Mereka tergolong dari keluarga yang benar-benar keadaan ekonominya sulit dan tidak mampu buat berobat," ujarnya.

Ketika mereka mendapatkan info dari keluarga atau teman-teman terdekat dari pihak keluarga yang sangat butuh bantuan, mereka turun tangan melihat langsung ke lapangan. "Setelah dapat alamat lengkap keluarga yang butuh uluran tangan kita. Kami survei ke lokasi. Jika mereka benar-benar layak butuh pertolongan maka akan kita bantu," tuturnya.

Mereka mengatakan, rekening LFO bersifat terbuka untuk siapapun bisa dicek jika ingin mengetahui saldo awal dan akhirnya melalui internet banking. "Penggalangan dana biasanya via BBM aja sih. Kemudian dibroadcast. Ada yang tergerak ya langsung transfer ke rekening LFO. Kadang ada yang tanya, apa benar. Karena kan biasanya orang takut kalau itu penipuan. Kalau sudah gitu, aku biasanya minta dia buka websitenya aja www.lfo-indonesia.com. Laporan keuangannya jelas," papar Delia Angelia, satu di antara anak muda yang peduli.

Mereka menjelaskan, pada intinya mereka tidak menjanjikan sesuatu, tapi hanya bisa membantu dan mengusahakan apa yang bisa dilakukan. "Karena banyak saudara-saudara lainnya yang membutuhkan uluran tangan kita. Jadi biasa kasus itu antri disebabkan pendingan. Data-data yang masuk dari setiap kota itu banyak," pungkasnya.

Dengan semakin banyak membantu orang lain, mereka mengatakan akan banyak pula nilai pahala yang diterima sebagai tabungan untuk akhirat nanti. "Mungkin bagi yg memiliki uang lebih ya bisa menjadi donatur dan mungkin untuk saya pribadi saya lebih suka dengan berbuat atau membantu lewat tenaga kita sendiri," tambahnya.


Bukan Cari Popularitas

Pahit manis selama menjalankan kegiatan sosial ini menurut mereka adalah bagian lika-liku yang harus dihadapi. Dicaci, dimaki bahkan difitnah sudah pernah mereka rasakan. Bahkan ada yang beranggapan kepada mereka hanya ingin mencari popularitas.

"Apa yang kita lakukan semata-mata karena rasa kemanusiaan. Banyak di antara mereka yang enggak tahu systematis LFO. Soalnya LFO banyak kasus yang ditangani. Biasa enggak bisa galang dana cepat dan perlu proses pendingan. Kadang ada pihak keluarga yang mengerti dan ada yang masih awam. Nggak mengerti kinerja kami. Banyak caci maki itu sudah risiko kami sebagai member," cerita Hendrik.

Kerap mereka sangat sedih, ketika mendapat kasus yang lagi dalam proses tapi kondisi pasien tiba-tiba meninggal sebelum pengalangan dana. Dalam komunitas ini mereka melakukan semuanya bukan karena mencari keuntungan atau penipuan. "Kami bekerja sesuai hati nurani saja dengan berbuat baik membantu sesama. Kami yakin akan mendapatkan pahala yang baik dan hitung-hitung tabungan akhirat lah. Jadi setiap perbuatan baik kita didunia ya hanya Tuhan yang tahu. Dan Tuhan yang akan membalas semua kebajikan yang pernah kita lakukan semasa hidup," ujar Delia.

Rasa haru dan bahagia terpancar di saat mereka melihat klien yang dibantu bisa kembali hidup bahagia bersama keluarga tercinta. Senyuman mereka merupakan penyemangat teman-teman LFO untuk terus menggalang dana dalam membantu mereka yang membutuhkan.

Kumpulkan Dana Hingga Ratusan Juta

Dilatarbelakangi keperihatian mereka yang melihat masih banyak masyarakat tidak mampu selalu terkendala saat berobat, sedangkan penyakit yang diderita sangat kritis menyebabkan mereka menyatukan diri untuk menggalang dana membantu mereka (masyarakat yang membutuhkan).
"Saya secara pribadi tertarik gabung ke LFO karena rasa solidaritas dan rasa kasihan melihat kondisi penyakit kritis keluarga, yang gara-gara masalah ekonomi makanya mereka nggak bisa berobat ke rumah sakit dan sakitnya dibiarkan begitu aja. Sisi yg saya lihat komunitas ini bagus karena setiap kasus yang ditangani disurvei oleh member dan system keuangannya terbuka bagi siapa saja. Ada pelaporan kas dan pelaporan keuangannya itu bersifat sangat terbuka," ujar Bong Oi Lin.

Kadang mereka bahagia jika dapat membantu seseorang kemudian sembuh total dan sedih jika orang tersebut meninggal sebelum dilakukan penggalangan dana. Mereka bercerita pernah membantu seorang anak kecil berumur dua tahun yang terkena tumor kelenjar getah bening. Dua kali penggalangan dana dilakukan.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved