Istri Polisi Bisnis Butik
Protes Keluarga Jadi Alarm
Awalnya suami saya tidak mengizinkan usaha ini. Karena ia takut saya terlalu sibuk dan tidak akan punya waktu untuk keluarga.
"Awalnya suami saya tidak mengizinkan usaha ini. Karena ia takut saya terlalu sibuk dan tidak akan punya waktu untuk keluarga. Namun saya bersikukuh dan membuktikan bahwa saya mampu mengatasinya. Alhamdulillah, sampai detik ini saya bisa menjalankan semuanya dengan baik," ujar ibu tiga anak itu.
Sukses pada usaha digeluti, menurutnya, tidak ada artinya jika keluarga berantakan. Ia membuktikan semuanya dapat berjalan seimbang, jika bisa mengaturnya dengan baik.
Di pagi hari ia bangun, menyempatkan diri memasak untuk sang suami tercinta, dan ketiga anaknya. Setelah itu baru mengurus segala keperluan suami dan ketiga anaknya. Sambil menunggu anak pulang sekolah, ia pergi ke butik untuk mengontrol. Di siang harinya, ia menjemput anak-anak pulang sekolah.
"Yah, kegiatan saya setiap harinya seperti itu. Suara protes dari anak-anak atau suami pernah mereka lotarkan kepada saya. Teguran protes mereka merupakan alarm untuk saya jika mulai terlalu sibuk," tuturnya.
Terkadang selain sibuk mengurus rumah tangga dan usahanya, ia juga harus mengikuti kegiatan Bhayangkari. Sebagai istri seorang perwira polisi, tentu saja hal ini menjadi bagian kegiatan yang harus dijalani. Menurutnya, sampai saat ini, ia mampu meng-handle kegiatan yang ada, tanpa harus menyampingkannya.
Lima tahun berdomisili di Kalimantan Barat, membuatnya serasa di kampung halaman sendiri. Tak sulit bagi dirinya beradaptasi. Pribadinya yang energik dan supel, serta tidak memandang bulu kepada siapa saja, membuatnya mudah bergaul dengan siapapun. (mir/tribun pontianak cetak)