Komunitas Sains Ciptakan Produk Bermanfaat
komunitas ini terhimpun didasari rasa keingintahuan, ikhlas bertukar pikiran, dan kuatnya keinginan untuk belajar tentang sains dan teknologi.
Terbentuknya komunitas ini, diprakarsai oleh DR Eng Ferry Hadary, yang juga Pembantu Dekan III Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak. Menurutnya, komunitas ini terhimpun didasari rasa keingintahuan, ikhlas bertukar pikiran, dan kuatnya keinginan untuk belajar tentang sains dan teknologi.
Tak heran jika dalam komunitas ini, banyak ditemukan anak-anak muda yang memiliki talenta-talenta berbakat. Beberapa karya temuan yang mencerminkan kreativitas dan inovasi, telah mereka publish ke masyarakat.
"Sesungguhnya banyak anak-anak muda Kalimantan Barat yang memiliki talenta-talenta luar biasa. Mereka sudah memiliki kemampuan dan prestasi yang baik dengan ide-ide kreatif, di mana semestinya dihargai serta diberikan wadah untuk saling bersinergi dan berekspresi lebih baik lagi," ujar Ferry.
Dengan komunitas ini, bidang-bidang yang saling berbeda akan dapat saling mendukung. Sehingga karya yang dihasilkan diharapkan akan lebih memiliki manfaat luar biasa untuk masyarakat. Oleh karena itu sifat dari komunitas ini adalah mengusung keterbukaan dan tanpa sekat bidang keilmuan.
Mia Aisyiah Lestari, mahasiswi Fakultas MIPA Untan menambahkan, dengan adanya Pascal, menjadikan wadah bagi mereka untuk dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat di bangku kuliah dalam kehidupan masyarakat.
"Begitu banyak ide-ide yang muncul untuk diaplikasikan dalam kehidupan masyarakat. Baik itu temuan dari bidang sains maupun teknologi. Pada dasarnya produk yang kami buat lebih berpedoman pada solusi akan permasalahan yang terjadi pada masyarakat," tuturnya.
Mereka yang tergabung di Pascal merupakan anak-anak muda yang tidak saja dari bidang eksakta, tetapi juga non-eksakta. Mereka berasal dari berbagai himpunan perguruan tinggi yang ada di Pontianak.
Hajon Mahdy Mahmudin, selaku ketua umum komunitas ini, mengatakan siapapun dapat bergabung di sini. "Pecinta sains dan teknologi tidak dapat dibatasi oleh umur. Di mana terbuka untuk masyarakat umum dan juga siswa SMA/SMK, SMP bahkan Sekolah Dasar. Jika ia mencintai sains dan teknologi, maka silakan bergabung dan berbagi di Pascal Community," pungkas mahasiswa STMIK Pontianak itu.
Temukan Robot Pendeteksi Sumber Panas
Walaupun masih dikatakan baru terbentuk, tapi sudah belasan produk atau karya yang telah mereka temukan. Di antaranya robot pendeteksi sumber panas, dan tongkat untuk turnantetra.
Robot ini dirancang untuk mendeteksi sumber api yang terselubung atau tidak kelihatan. Sehingga pada jarak tertentu, robot dengan mudah mendeteksi sumber panas di suatu lokasi.
Selain itu mereka juga telah menemukan tongkat untuk khusus mereka penderita cacat penglihatan (tunanetra). Tongkat yang sengaja dirancang untuk tunanetra ini dapat membantu mereka saat berjalan.
Tongkat tersebut dapat memberikan getaran apabila ada benda keras di depan mereka. Sehingga mereka tidak akan terbentur atau jatuh ketika berjalan. Artinya tongkat tersebut berfungsi mengarahkan dengan baik sesuai getaran yang dihasilkan.
Pada tiga minggu lalu, mereka baru saja mengadakan ekspo di GOR. Mereka menampilkan produk temuan-temuan baru. "Di Pascal juga ada beberapa teman dari Borneo Sky cam, yaitu ada mas Anang Hardoyo. Jadi kemaren kita sempat ekspo nampilkan beberapa produk juga. Di antaranya adalah quardcoupter, robot pemadam api (robot digulist yang tahun 2012 lalu, menjuarai kontes robot yang diselenggarakan oleh Dikti). Dan itu kami juga dibantu oleh Mas Anang," ujar Bena.
Masih banyak ide-ide lainnya yang akan segera mereka rancang untuk menghasilkan produk yang lebih berguna lagi. "Ide memang banyak tapi bagaimana merealisasikannya menjadi sebuah produk yang berguna untuk orang banyak tidak mudah," ucapnya.
Karena komunitas ini baru berdiri, jadi masih banyak yang dilakukan dalam hal pembenahan internal pengurus. Sehingga mereka harus memfokuskan konsentrasi intern lebih banyak lagi. (mir/tribun pontianak cetak)