Gadis Kalbar Jual Ginjal Rp 600 Juta

Ia juga mengatakan hal yang tidak lumrah itu ternyata juga banyak dilakukakan orang lain yang berada di sekitarnya.

Editor: Jamadin

Meski begitu, Sisa tergerak untuk membantu, dengan memberikan keterampilan yang nantinya bisa menjadi modal usaha. Sehingga bantuan tersebut berkelanjutan atau sustainable yang pada intinya memberikan kail pancing, bukan ikannya.

Dia menilai, pemerintah atau yayasan amal mempunyai kebijakan untuk memberikan bantuan dengan kasus seperti itu. "Jadi, sebenarnya bisa cukup diringankan bebannya, dan dia tidak perlu sampai harus menjual ginjal," ujar Sisa.

Bebby Nailufa, pengusaha jasa konstruksi, mengaku sangat miris mendengar kabar tersebut.

"Pendapat saya, kurangnya pengetahuan dan keterampilan membuat seseorang tidak dapat menghidupi keluarganya. Selain itu, terlalu banyak orang malas di negeri ini, padahal banyak orang butuh tenaga kerja tapi banyak yang belum terampil," bebernya.

Terkadang, kata Bebby, orang ingin kerja tapi tidak mau susah, maunya yang enak dapat uang. "Ini sudah menjadi budaya yang tidak baik," tuturnya.

Akibatnya, anak pun terhimbas dengan berwawasan sempit dan mengambil jalan pintas mencari uang dengan menjual organ tubuh. Meskipun rasa kasihan, padahal perbuatan menjual organ tubuh tidak baik dan haram.

"Kendati demikian, kita siap memberikan bantuan, awalnya mungkin berupa uang, setelah itu memberikan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan keterampilannya. Dengan memberikannya pekerjaan, kita mengajarkan orang untuk tidak malas," kata Bebby.

Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved