Narkoba

Di Landak, Info Narkoba Berharga Rp 1 Juta

Kita berikan reward uang tunai sebesar Rp 1 juta dan jaminan kerahasiaan identitas warga yang memberikan informasi

Penulis: admin |
zoom-inlihat foto Di Landak, Info Narkoba Berharga Rp 1 Juta
TRIBUN PONTIANAK/GALIH NOFRIO NANDA
Kepala BNN Kalbar menunjukan sabu asal Malaysia yang berhasil diselundupkan ke Pontianak, Kamis (16/2/2012)
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, LANDAK - Ketua DPRD Landak, Heri Saman, mengapresiasi pihak kepolisian dalam hal ini Polres Landak dalam memberantas Narkoba di Kabupaten Landak. Dia mendukung reward Kapolres yang menjanjikan Rp 1 juta bagi informan yang memberikan informasi mengenai peredaran narkoba di Kabupaten Landak.  

"Kita sangat mendukung dan apresiasi sekali, kepolisian mempunyai terobosan demikian. Karena Narkoba sudah merambah ke perkampungan," kata Hari Saman, Rabu (22/2).   

Sebelumnya, Kapolres Landak AKBP Hotma Victor Sihombing berjanji memberikan reward kepada warga yang menginformasikan adanya peredaran narkoba di wilayah Kabupaten Landak. "Kita berikan reward uang tunai sebesar Rp 1 juta dan jaminan kerahasiaan identitas warga yang memberikan informasi," ujarnya, Selasa (21/2) kemarin.

Diharapkan informasi tersebut harus benar-benar akurat dan jelas, pelaku dan TKP nya, jika semuanya itu jelas reward itu langsung kita berikan.

"Seperti informasi beberapa waktu lalu, S berhasil kita ringkus, rewardnya langsung kita berikan, dan hasil uji  di BBPOM dan RS Bhayangkara Polda Kalbar barang bukti positif Narkoba dan urine juga hasilnya mengandung narkoba," tandasnya.

Ia juga mengatakan reward yang diberikan untuk mendorong agar masyarakat bersemangat untuk bersama-sama memberantas peredaran narkoba di Kabupaten Landak.

"Ini juga mendukung digelarnya Operasi Panah 2012 yang dimulai pada 20 Februari. Selain fokus pada kasus curat, curas dan curanmor, kasus narkoba juga menjadi skala prioritas bagi kita," katanya.

"Polres Landak sebagai imbangan dari operasi panah untuk menindak lanjuti hal ini, saya sudah buatkan sprint yang melibatkan semua unit untuk melaksanakan operasi panah ini," lanjutnya.

Kemudian ia juga mengatakan untuk kasus Sebadok masih menunggu hasil autopsi tim forensik. Namun penyebabnya sudah dipastikan diakibatakan keracunan.

"Hasil autopsi belum kita terima, tapi yang pasti kasus Sebadok diakibatkan keracunan, namun yang kita tunggu zat apa yang jadi penyebabnya,"ungkap Kapolres. (hdi/Tribun Pontianak cetak)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved