Cap Go Meh 2012
12 Naga Kembali ke Nirwana
Pembakaran naga ini menurutnya merupakan upaya untuk menolak bala.
Penulis: Nasaruddin |

Kang Ngak Liang, Kepala rombongan naga Yayasan Pemadam Kebakaran Khatulistiwa menyatakan, sebelum dibakar, naga tersebut memasuki kelenteng di kompleks tersebut. Menurutnya, hal tersebut dalam rangka meminta izin. "Sebelum dibakar, kita ke sini untuk memohon izin dengan penghuni. Kan kita akan membakar naga di sini," jelasnya.
Setelah meminta izin kepada penghuni, naga kembali ke lapangan yang juga merupakan lokasi pembakaran. Sebelum dibakar, gendang ditabuh berirama. Pelan, lalu cepat dan nyaring. Naga yang awalnya memanjang, kemudian dibuat melingkar. Seolah-olah melingkari dirinya sendiri. Kemudian, naga yang dibawa diturunkan secara perlahan.
Saat prosesi pembakaran sudah siap, masyarakat yang memenuhi lapangan tersebut diminta mundur. Api lalu disulut, kembalilah roh naga ke nirwana dengan disaksikan sekitar dua ratus pasang mata.
Menurut seorang warga yang mengaku bernama Ahong, ada 12 naga yang dikembalikan ke Nirwana, namun mereka datang tidak secara bersamaan. Pembakaran naga ini menurutnya merupakan upaya untuk menolak bala.
"Beberapa hari lalu kita sudah membuka mata naga. Sekarang kita tutup kembali. Naga dibakar agar di daerah kita tidak terjadi bencana," ujarnya.
Sementara itu, Ajan (23) pemegang badan naga Yayasan Mitra Bhakti menyatakan, dengan pembakaran naga diharapkan segala kesusahan dan musibah tidak melanda Pontianak dan Kalimantan Barat umumnya. "Naga dibakar supaya roh yang kemarin dibuka matanya dikembalikan ke asalnya," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, dia juga mengambil sisik naga. Spontan, anak-anak yang tahu dia memegang sisik naga langsung meminta. Menurut Ajan, sisik naga disimpan dengan tujuan agar mendapat kemudahan rezeki. "Kalau sisik naga ini, agar dimudahkan rezeki," ujarnya.
Yo Cen Hui (37), seorang warga yang sengaja datang ke acara tersebut berharap, dengan usainya penyelenggaraan Cap Go Meh, masyarakat Pontianak diberi kemudahan dan kesehatan dalam beraktifitas. Juga dijauhkan dari segala bencana.
"Kita harap, pembakaran naga ini sekaligus membuang sial yang ada di Pontianak. Jadi kedepannya kita selalu dimudahkan. Baik terkait dengan usaha maupun maupun dijauhkan dari bala bencana," urainya.
Tidak hanya masyarakat etnis Tionghoa yang memadati Kompleks Pemakaman tersebut. Masyarakat dari etnis lainnya pun turut serta meramaikan. Satu di antara warga tersebut adalah Atim (42). Satu di antara guru Madrasah Darul Ulum ini juga ikut menyaksikan kegiatan pembakaran naga. "Anak saya yang mengajak. Dia bahkan tidak sekolah hari ini demi menonton," urainya.
Dia berharap, ke depannya kegiatan tersebut dapat dikemas lebih meriah. Selain itu, diharapkannya seluruh masyarakat terlibat, tanpa memandang etnis atau agama tertentu. "Inikan terkait budaya yang ada di Pontianak. Jadi kita harap semua bisa mendukung. Agar ke depannya kegiatan ini lebih meriah lagi," harapnya.