Ini Tenun Eksotisme Pedesaan

Ia pun berupaya agar masyarakat pedesaan tidak menghilangkan budayanya, tapi tetap berpenampilan modern dan tidak ketinggalan zaman.

Penulis: Mirna |
zoom-inlihat foto Ini Tenun Eksotisme Pedesaan
TRIBUN PONTIANAK/LEO PRIMA
Dua model Pontianak mengenakan Tenun Eksotisme Pedesaan
Dengan mengambil tema eksotisme pedesaan. Uke Tugimin, perancang Kalbar, mencoba sesuatu yang beda pada rancangannya kali ini. Ide tersebut terinspirasi dari pengalamannya selama berada di Kapuas Hulu.

Ia melihat fashion masyarakat pedesaan yang ter-influence terhadap style masyarakat kota. Sehingga cirikhasnya sebagai masyarakat pedesaan mulai pudar. Mereka terkadang memakai celana jeans dan baju kaos.

Ia pun berupaya agar masyarakat pedesaan tidak menghilangkan budayanya, tapi tetap berpenampilan modern dan tidak ketinggalan zaman. Dari sebuah kain tenun sungkit Putussibau, ia mampu menghasilkan rancangan yang unik dan berbeda. Tanpa memotong kain tersebut, ia kreasikan dengan jeans menjadikan pakaian itu terlihat eksotik.

"Saya ingin mengisnpirasikan pada para perajin, agar dapat memanfaatkan kain yg mereka tenun secara maksimal," ungkap Uke kepada Tribun, Jumat (2/12/2011).

Model rancangannya ini terlihat lebih sangat simple. Ready to wear dan sangat pas dikenakan, khususnya untuk wanita dewasa. Semantara itu, sebagai aksesori, ia menggunakan kerajinan manik-manik khas Putussibau. Manik-manik di sini tampil tidak hanya sebagai pelengkap saja, tapi justru diberi peran lebih dominan.

Hasil desainnya ini sempat dipertunjukkan di depan para perancang terkenal di seluruh Indonesia, pada Jakarta Fashion Week di Jakarta Convention Centre, 15 November lalu.

Ia berharap rancangan-rancangannya ini, yakni kain tenun sungkit Putussibau dapat dipertahankan keberadaannya di tengah era globalisasi yang serba instan. Sekaligus dapat meningkatkan apresiasi masyrakat terhadap kain tenun sungkit.

"Walaupun bersifat tradisional, namun dalam penggunaanya dapat tampil modern. Serta menambah semangat kepada para perajin tenun untuk tetap berkarya. Dengan demikian seni menenun, yang merupakan satu di antara budaya Kalbar dapat dilestarikan," tuturnya.


Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved