Ellen Purnoto Belajar Dari Nol

Saya dulu kuliah D3 di Widia Dharma mengambil Jurusan Manajemen Perkantoran.

Penulis: Mirna |
zoom-inlihat foto Ellen Purnoto Belajar Dari Nol
TRIBUN PONTIANAK/LEO PRIMA
Ellen Purnoto
Bekerja di bidang perhotelan membuat Ellen Purnoto harus banyak belajar. Latar belakang ilmu yang ia dapat di bangku kuliah, berberda dengan yang ia kerjakan kini, yaitu sebagai Sales Coordinator Hotel Santika Pontianak.

"Saya dulu kuliah D3 di Widia Dharma mengambil Jurusan Manajemen Perkantoran. Enggak nyambung banget dengan pekerjaan saya sekarang ini, yaitu sebagai Sales Coordinator di Hotel Santika. Saya harus belajar dari nol," ungkap Ellen kepada Tribun, Selasa (29/11/2011).

Pada awalnya, Ellen sempat mengalami kesulitan. "Saya dulu agak sulit untuk komunikasi dengan orang lain. Masih bingung kalau ketemu orang lain, apa yang harus saya lakukan. Yah, membutuhkan adaptasi. Tapi sekarang sudah santai dan malah enjoy dengan pekerjaan saya," katanya.

Alasan dirinya terjun ke dunia perhotelan, menurutnya, karena ia tertantang untuk mengetahui banyak hal. Pada 1 Juli 2010, ia bekerja di Hotel Santika sebagai Sales Representative. Sekitar enam bulan kemudian, ia pun diangkat menjadi Sales Eksekutif. Kini ia dipercayakan untuk menjadi Sales Koordinator.

Menurut Ellen, karier yang dicapainya kini adalah bentuk usaha kerasnya yang tidak pernah berhenti untuk terus belajar, dan total dalam menjalankan tugas yang diemban.

"Banyak hal berharga yang saya dapatkan di sini. Jadi banyak kenalan, relasi di mana-mana, dan public speaking saya jauh lebih baik dibandingkan dulu," ujar cewek berperawakan tinggi dan berambut panjang itu.

Sedikit banyak ada perubahan mendasar yang dirasakannya kini. Ia lebih memperhatikan penampilannya dalam keseharian dan saat berkomunikasi kepada oranglainpun benar-benar dijaganya.

"Di hotel, khususnya sebagai sales, penampilan memang harus dijaga. Penampilan saya sekarang lebih dewasa. Dan tadinya saya yang dandan sebentar saja, sekarang agak lamaan. Selain itu, saya juga dapat memahami banyak karakter orang lain," terangnya.

Di usianya yang masih tergolong muda, Ellen mengaku masih banyak yang harus dipelajarinya kini.  "Saya ingin memperdalam ilmu manajemen dan public relation guna karier ke depan. Yang terpenting sekarang pada peningkatan komunikasi agar lebih baik lagi," ujarnya.

Di sela-sela waktu liburnya, Ellen pun memanfaatkannya untuk belajar membuat kue bersama ibunya. "Biasa sih libur di rumah. Masak sama mamah. Belajar buat kue," ujarnya.

Ia lebih tertarik belajar membuat kue, ketimbang memasak makanan seperti rendang dan sebagainya. "Kalau buat kue, kita bisa berseni. Seru rasanya," ucap Ellen.


Rayakan Natal Sederhana

Walaupun berbeda keyakinan dengan orangtuanya, Ellen tetap hidup rukun dan menghormati antara satu dan anggota keluarganya yang lain. "Mama dan Papa menganut agama Budha. Sedangkan saya dan abang Katolik. Tapi kami tidak pernah yang bersitegang karena agama yang dianut," ujar Ellen.

Saat perayaan Natal nantu, orangtuanya justru membantu Ellen dan kakak laki-lakinya mempersiapkan segala keperluan Natal. "Kalau Natal, kita selalu rayakan secara sederhana. Tahun ini dengan tahun sebelumnya sama saja. Kami menghias pohon Natal. Pohonnyapun enggak besar-besar amat, biasa saja. Rencananya tahun ini mau beli pohon Natal yang agak gede," ujarnya.

Ngumpul bareng keluarga dan tukaran kado dengan teman-teman terdekat, itulah yang biasa dilakukan Ellen dalam merayakan Natal. Menurutnya, perayaan Natal tidak harus dirayakan secara meriah tapi yang terpenting bagaimana memaknai Natal itu dalam hidup kita.

Berbeda halnya jika perayaan Imlek. Ia mengatakan justru lebih spesial. "Karena saya berdarah Tionghoa. Jadi banyak yang merayakan. Kalau Imlek terasa banget meriahnya. Banyak makanan dan saudara-saudara pada berkunjung," terang Ellen.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved