PREDIKSI RUPIAH: Hari Ini Cenderung Melemah

Gerak rupiah kian terbatas akibat minim sentimen, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri

Shutterstock
Ilustrasi. 

PREDIKSI RUPIAH: Hari Ini Cenderung Melemah

JAKARTA - Gerak rupiah kian terbatas akibat minim sentimen, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Kemarin, rupiah di pasar spot melemah 0,11% menjadi Rp 14.135 per dollar Amerika Serikat (AS). Sementara versi kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah menguat tipis 0,38% ke level Rp 14.106 per dollar AS.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengungkapkan, pergerakan nilai tukar rupiah berada dalam rentang sempit karena pasar keuangan AS sedang libur memperingati Hari Kemerdekaan. "Karena libur, volume perdagangan di dalam negeri tipis. Rupiah pun cenderung melemah," kata dia, kemarin.

Di sisi lain, data AS yang dirilis kemarin malam cenderung beragam. Contohnya, data ISM Non-Manufacturing PMI bulan Juni 2019 yang ada di level 55,1. Angka ini di bawah proyeksi analis yang sebelumnya memperkirakan ISM Non-Manufacturing PMI berada di level 56,1.

Baca: IHSG Berpeluang Melemah Jelang Akhir Pekan

Baca: TERPOPULER - Final Piala Dunia Wanita 2019, Jerry Yan, hingga Foto Mesra Nikita Willy & Anjasmara

Baca: RAMALAN ZODIAK Asmara Jumat 5 Juli 2019, Scorpio & Aquarius Nikmati Waktu Bersama yang Istimewa

Selain itu, data ADP Non-Farm Employment Change, yang menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja di Negeri Paman Sam, di bulan lalu hanya tumbuh 102.000 pekerja saja. Padahal hasil konsensus menyebut ADP Non-Farm Employment Change bisa naik hingga 140.000 pekerja.

Direktur Utama Garuda Berjangka Ibrahim menambahkan, rupiah juga mendapat sentimen dari tuduhan Presiden AS Donald Trump kepada China dan Eropa. "Semalam, Trump menuduh China dan Eropa memanipulasi mata uang utama dunia," kata dia. Sentimen tersebut menyebabkan rupiah sulit rebound.

Hari ini, Ibrahim memprediksikan, gerak rupiah di kisaran Rp 14.105–Rp 14.175 per dollar AS. Sedangkan proyeksi Josua, rupiah berada dalam rentang Rp 14.075–Rp 14.175 per dollar AS karena pasar masih menanti data non-farm employment change dan tingkat pengangguran di AS.

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved