Gelar Halalbihalal dan Dzikir Kebangsaan, Syarif: Kekacauan Bermula dari Penyakit Hati

acara syukuran untuk kemenangan bangsa yang telah berhasil melewati gawai besar Pilpres dan Pileg serentak yang relatif aman

Penulis: Anggita Putri | Editor: Tri Pandito Wibowo
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Acara syukuran dan dzikir kebangsaan ini ditutup dengan pemotongan tumpeng dan foto bersama. 

Gelar Halal Bihalal dan Dzikir Kebangsaan, Syarif: Kekacauan Bermula dari Penyakit Hati

Citizen Reproter, Abdullah

PONTIANAK - Di tengah hiruk-pikuknya sidang perdana Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden atau sengketa Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi (MK), di Kota Pontianak Kalimantan Barat digelar “Halal-Bihalal, Syukuran dan Dzikir Kebangsaan”, Jum'at (14/06).

Acara berlangsung mengambil lokasi di pesantren Nahdhatus Syubban Jln Apel 7 Pontianak.

Acara yang berlangsung ba’da Jumat itu dihadiri oleh para kiyai, tokoh masyarakat, perwakilan BEM dan mahasiswa se-Kalbar, para alumni pesantren, pengurus PCNU Kota, dan para undangan eksekutif seperti yang mewakili Gubernur dan Wali Kota, yang mewakili institusi TNI-POLRI, dan para alumni pesantren se-Kota Pontianak.

Panitia menyebut acara ini acara syukuran untuk kemenangan bangsa yang telah berhasil melewati gawai besar Pilpres dan Pileg serentak yang relatif aman, damai, dan terkendali.

Khususnya untuk kota Pontianak yang sempat dilanda situasi panas kini telah kondusif kembali berkat kinerja TNI-POLRI, Pemkot Pontianak dan dukungan masyarakat luas Kota Pontianak.

Baca: TERPOPULER - Jadwal Copa America 2019, Citra Monica Angkat Suara, hingga Unggahan Lisa BLACKPINK

Baca: LIVE STREAMING Colombia Vs Argentina | Trio Di Maria, Messi dan Aguero di Copa America Jam 05.00 WIB

Baca: Zodiak Pekerjaan 16 Juni 2019 | Upaya LIBRA Bakal Berbuah Sukses, Ini Waktunya AQUARIUS Cari Kerja

Syukuran yang dirangkai halal-bihalal ini didominasi dengan kegiatan dzikir kebangsaan.

Setelah pembacaan ayat suci Alquran acara dimulai dengan dzikir dan syarahnya oleh K H Masyhur Syihab. Dalam pengantar dan syarah dzikirnya beliau mengutip firman Allah “athii’uullaaha wa athii’urrasuula wa ulil amri minkum—taatilah Allah, taatilah Rasul dan pemerintah yang ada di antara kamu”.

Kiyai yang akrab disapa Gus Masyhur yang juga sebagai Pendiri dan Pembina Majlis Dzikir Jokowi ini menekankan bahwa seseorang tidak akan bisa menaati pemimpinnya, pemerintah, jika tidak taat kepada Allah dan RasulNya. Artinya bahwa taat kepada pemerintah sebagai indokator taat kepada Allah dan Rasul-Nya.

Sebaliknya jika seseorang tidak taat kepada pemerintah yang sah seperti misalnya ada niat dan gerakan makar, maka itu patut dipertanyakan keimanannya kepada Allah dan Rasul-Nya.

Nah, di sini letak urgensinya dzikir kepada Allah. Bahwa dzikir ini yang akan melatih lembutnya hati sehingga keimanan kepada Allah dan RasulNya bisa istiqamah, lurus dan konsisten. Seseorang yang istiqamah dalam keimanan akan disertakan ribuan malaikat kepadanya, tidak akan gentar oleh situasi apapun, tentram-damai hati, dan akan penuh kemanfaatan untuk sekitarnya.

Inilah makna dan wujud dari Islam rahmatan lil’aalamiin. Jamaah semakin khusyu’ saat Gus Masyhur mulai mengimami dzikir kebangsaan yang diawali dengan tawasulan panjang.

Semua yang hadir tampak khusyu’ mempraktikkan kaifiyat dzikir yang dituntunkan oleh Gus Masyhur.

"Dzikir yang menggugah tentramnya hati", demikian ujar salah satu jamaah yaitu K H Ahmad Faruki sebagai Ketua PCNU Kota Pontianak.

Sementara KH Ahmad Rustamaji sebagai Pengasuh Pesantren Nahdhatus Syubban yang juga Rais Syruriah PCNU Kota Pontiana.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved