Hari Komunikasi Sedunia Ke-53, Pesan Bapa Suci Paus Fransiskus
Dalam konteks komunikasi dewasa ini yang penuh tantangan, mari kita menemukan kembali hasrat
Penulis: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano | Editor: Madrosid
Hari Komunikasi Sedunia Ke-53, Pesan Bapa Suci Paus Fransiskus
Citizen Reporter
Komsos KAP
Samuel
SINGKAWANG - Dalam konteks komunikasi dewasa ini yang penuh tantangan, mari kita menemukan kembali hasrat terdalam pribadi manusia yang tidak ingin terpuruk dalam isolasi dan kesendirian.
Metafora tentang Jejaring dan Komunitas.
Cakupan media dewasa ini sudah merambah dan menyebar dan menjadi semakin tidak terpisahkan dari ranah kehidupan sehari-hari.
Internet dewasa ini menjadi sumber daya dan pengetahuan, serta relasi yang berkat teknologi mengakibatkan terjadinya transformasi yang paling hakiki dan berdampak pada proses produksi, distribusi serta penggunaan konten.
Sejumlah ahli menyoroti faktor risiko yang mengancam pencarian, penerusan, dan penyebaran informasi pada skala global.
Ini merupakan fenomena yang sangat berbahaya, bahwa anak-anak mudah pelan-pelan menjadi seperti “pertapa sosial,” yang berisiko mengasingkan diri mereka sepenuhnya dari masyarakat.
Situasi dramatis ini mengungkapkan sebuah keretakan seriu dalam jalinan relasional masyarakat, yang tidak dapat kita abaikan.
Baca: Saat Harga Tiket Pesawat Tinggi, Ternyata Ada Pilihan Mudik Murah Hanya Rp 102 Ribu Kaltim-Jogja
Baca: Lafadz Doa Niat Mandi Sunnah Idul Fitri, Keutamaan, Tata Cara Mandi Wajib Pria dan Mandi Junub
Realitas yang beragam dan berbahaya ini menimbulkan berbagai pertanyaan yang bersifat etis, sosial, yudiris, politis dan ekonomis, sekaligus juga menjadi tantangan bagi Gereja.
Para pemimpin negara sedang berupaya menyusun regulasi seputar dunia maya dan melindungi tujuan pertamanya tentang jejaring yang bebas, terbuka, dan aman.
Pada saat bersamaan, kita semua-se-bagai Gereja- memiliki peluang dan tanggung jawab untuk mendorong pemanfaatan dunia maya secara positif.
Jelas bahwa tidaklah memadai untuk sekadar melipatgandakan koneksi daring guna meningkatkan saling pengertian.
Lalu, bagaimana kita dapat menemukan identitas komunitarian atau jadi diri kita dalam persekutuan yang sejati. Seraya menyadari tanggung jawab kita antara satu terhadap yang lain dalam koneksi daring tersebut