Citizen Reporter
IPNU - IPPNU Kubu Raya, Sajikan Ngaji Kebangsaan dengan Santunan Bersama Anak Yatim
Misli Saputra dalam sambutannya, mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh tamu undangan baik yang hadir sebagai pembicara dan tamu undangan
IPNU - IPPNU Kubu Raya, Sajikan Ngaji Kebangsaan dengan Santunan Bersama Anak Yatim
Citizen Reporter
Ulil Abshor
Pengurus IPNU Kalbar
PONTOANAK - Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Kubu Raya, kemas kegiatan ngaji kebangsaan dengan santunan bersama anak yatim, di Aula Sekolah Menengah Kejuruan Citra Borneo Jalan Trans Kalimantan Ambawang Kuala, Sungai Ambawang, Minggu (26/5/2019).
Kegiatan yang dihadiri oleh dua tokoh pembicara ngaji kebangsaan.
Turut serta Misli Saputra Ketua IPNU Kubu Raya, khomsiyaturrohmah Ketua IPPNU Kubu Raya serta para ketua pimpinan anak cabang IPNU - IPPNU se Kubu Raya.
Misli Saputra dalam sambutannya, mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh tamu undangan baik yang hadir sebagai pembicara dan tamu undangan, adik adik panti asuhan.
Baca: Sekretaris PW IPNU KALBAR Imbau Kader Kalimantan Barat Rajut Kembali Persaudaraan
Baca: IPNU-IPPNU Sekadau Kenalkan NU Lewat Pesantren Kilat
Saipul Anam.S.Pd.I selaku narasumber menuturkan dirinya juga bagian dari alumni IPNU Kubu Raya periode 2007-2009 aktif sebagai ketua biro kaderisasi dan sampai kini pun juga masih aktif sebagai ketua kaderisasi di pimpinan anak cabang gerakan Pemuda Ansor Sungai Ambawang. Penting nya dari sebuah organsisasi dalam membentuk jiwa pemimpin yakni mampu bersinergi aktif dalam berkompromi untuk melakukan kaderisasi.
"Perlu adanya kita ketahui, sadar tidak sadar kita telah dirusak oleh pengaruh negatif gadged, berbeda zaman dulu untuk melakukan gerakan kaderisasi lebih menonjolkan sisi militansi anggota yang ada di organisasi tersebut." ujarnya.
Baca: IPNU Kubu Raya Berbagi 100 Alquran Dibulan Yang Berkah
Achmad Latief.S.Ag.MA selaku narasumber kedua menambahkan bahwa lebih fokus pada permasalahan dinamika sosial yang saat ini.
"Masih kita rasakan pasca pesta demokrasi lebih pada mempengaruhi paradigma berpikir kita dapat ditanggapi secara bijak, yakni dalam melihat tiga hal pertama, kanan (radikalisme), tengah (tawassut) tengah tengah dan kiri (ektrim liberalisme). Nah, posisi kita berada dalam garis ideologi nahdlatul ulama dengan akidah ahlussunnah waljamaah," ujarnya