Pilpres 2019
Fakta Jelang 22 Mei, Ancamanan Terorisme, Sniper, Demo Kubu BPN hingga Jokowi Menang 18 Provinsi
kubu Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi menyatakan menolak dan akan melakukan People Power yang kemudian diganti namanya dengan aksi massa
Penulis: Rihard Nelson Silaban | Editor: Rihard Nelson Silaban
Fakta Jelang 22 Mei, Ancamanan Terorisme, Sniper, Demo Kubu BPN hingga Jokowi Menang 18 Provinsi
22 MEI - H- 3 jelang Pleno Akhir KPU RI, suasana di ibukota Jakarta semakin diperketat.
Pasalnya, pada 22 Mei mendatang, agenda penting nasional akan diselenggarakan, yakni pleno hasil akhir Pilpres 2019.
Terkait Pleno KPU RI, kubu Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi menyatakan menolak dan akan melakukan People Power yang kemudian diganti namanya dengan aksi massa Kedaulatan Rakyat.
Kubu BPN akan mendemo kantor KPU RI dan menolak hasil Pilpres 2019 yang dituding penuh kecurangan.
Di saat bersamaan, Polri berhasil mengungkap adanya ancaman bom pada saat tanggal 22 Mei mendatang.
Terkait sejumlah fakta tersebut, aparat pemerintah melakukan perketat keamanan di Jakarta.
Termasuk soal adanya isu penempatan sniper oleh Pemerintah namun hal tersebut dibantah.
Berikut rangkuman Tribunnews.com fakta-fakta jelang tanggal 22 Mei Pleno Akhir Pilpres 2019 dari berbagai sumber.
Baca: PP Muhammadiyah Imbau Warganya Tak Ikut Aksi Massa 22 Mei
Baca: 22 Mei 2019, Pengakuan Terduga Teroris Siap Lakukan Aksi Amaliyah dengan Serangan Bom
Rencana aksi terorisme saat 22 Mei
Diberitakan TribunnewsBogor.com, petugas Densus 88 menangkap seorang terduga teroris berinisial E (50) di Kelurahan Nanggewer, Cibinong, Bogor, Jawa Barat pada Jumat (17/5/2019).
Dalam penangkapan tersebut, petugas mengamankan barang bukti berupa bahan baku dan bahan jadi peledak di antaranya TATP dan Nitrogliserin, beberapa panci, paku, termasuk buku pembuatan bom dan buku doktrin jihadis.
"Sekitar jam 15.00 WIB sorean, kejadiannya cepet," ujar Sobari ketua RW setempat seperti dikutip Tribunnews.com dari TribunnewsBogor.com.
"Soal barang-barang yang dibawa polisi, itu saya gak tahu," imbuhnya.
Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengungkapkan, enam bom berdaya ledak tinggi yang disita saat penangkapan terduga teroris E diduga akan diledakkan pada 22 Mei mendatang.